Washington (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat (AS), Selasa, mengingatkan Iran bahwa "waktu dan kesabaran"-nya semakin hilang di tengah ketidakpastian sikap Teheran soal program nuklirnya.
Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengulangi peringatan AS tentang berbagai "konsekuensi" yang akan diterima Iran jika ia melanjutkan pengembangan kemampuan pengayaan uranium nuklirnya.
Pernyataan para pemimpin Iran belum lama ini menunjukkan mereka tidak berkeinginan membangun kepercayaan dunia bahwa program nuklir negara itu benar-benar dimaksudkan untuk tujuan damai, katanya.
Pemerintah Iran, Senin, mengumumkan bahwa pihaknya akan membangun dua lagi kilang pengayaan uranium di kawasan pegunungan yang tertutup guna melindungi kedua kilang itu dari serangan udara.
Namun sehari setelahnya, dalam surat kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran menegaskan kesiapannya untuk membeli bahan bakar reaktor nuklir di wilayahnya.
Sebaliknya, kubu Barat menawarkan perdagangan bahan bakar reaktor nuklir itu hanya mungkin dilakukan dari luar Iran.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Philip Crowley, menegaskan proporal terkini Iran itu "tidak dapat diterima".
"Kami akan terus bekerja sama dalam koridor IAEA dan mengonsultasikan langkah-langkah internasional berikut, termasuk kemungkinan sanksi baru untuk Iran," katanya.
Crowley mengatakan, pihaknya tidak menutup pintu bagi keterlibatan lebih lanjut Iran selama ada kemauan bekerja sama.
"Faktanya, Iran membuat serangkaian pernyataan dari hari ke hari dan minggu per minggu tetapi menolak datang ke meja perundingan dengan keyakinan positif," katanya.
Kekuatan-kekuatan utama dunia mencurigai Iran sedang melakukan pengayaan uranium bagi senjata nuklirnya yang dikamuflase dalam program nuklir sipilnya. Secara konsisten, Iran membantah tuduhan ini.
Uranium yang sudah mengalami pengayaan dapat dipakai sebagai bahan bakar reaktor nuklir maupun memproduksi inti pembelahan bom atom.
Dalam konfliknya dengan negara-negara Barat tentang program nuklirnya, Iran menolak kesepakatan versi IAEA yang bersedia memasok bahan bakar nuklir bagi reaktor nuklir Iran.
Sebagai imbalannya, Iran diminta mengirim uraniumnya yang sudah mengalami pemerkayaan. (R013/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Jangan ikut campur masalah negara lain.
Orang islam seharusnya jangan membawa-bawa agama kedalam kancah politik ( urusan dunia luar).
Efeknya sangat buruk pada negeri sendiri NKRI yg berpadu pada Pancasila dan Bhineka Tunggal ika / hidup Rukun sesama satu Bangsa.Kami umat minoritas juga membela yg lemah.Sama sekali tidak memihak AS apaladi mendukungnya.
AS adalah negara yg sangat licik dan serakah.
maklum baru melek dia.