Jakarta (ANTARA) - Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (Bed Occupancy Rate atau BOR) baik di ruang isolasi maupun Intensive Care Unit (ICU) untuk pasien COVID-19 secara nasional mencapai 46,29 persen sehingga masih tersedia 25.086 tempat tidur untuk menampung pasien COVID-19.
"Kemudian dilaporkan secara nasional keterisian tempat tidur, ICU dan tempat tidur isolasi ini secara nasional 'bed occupancy rate' adalah 46,29 persen, yang dipakai adalah 21.619 dari kapasitas 46.705," kata
Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya di Jakarta, Senin.
Airlangga menyampaikan hal itu seusai menghadiri rapat terbatas dengan topik "Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi" melalui "video conference" yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
Angka BOR sebesar 46,29 persen per 25 September 2020 itu lebih rendah dari standar WHO yaitu 60 persen.
Baca juga: Menkes: Pemerintah siapkan 11 ribu tempat tidur bagi OTG COVID-19
Baca juga: Pemerintah menegaskan PSBB belum dihentikan
Angka keterisian tempat tidur per provinsi adalah Jawa Timur terisi 3.173 dari 7.591 tempat tidur (41,8 persen), DKI Jakarta terisi 4.719 dari 7.793 tempat tidur (60,6 persen), Jawa Barat terisi 2.983 dari 5.418 tempat tidur (55,1 persen), Jawa Tengah terisi 6.82 dari 4.172 tempat tidur (40,3 persen).
Selanjutnya Sumatera Utara terisi 524 dari 2.185 tempat tidur (45 persen), Sulawesi Selatan terisi 542 dari 1.781 (29,4 persen), Bali terisi 835 dari 1.356 tempat tidur (61,6 persen), Kalimantan Selatan terisi 266 dari 796 tempat tidur (33,4 persen) dan Papua terisi 210 dari 558 tempat tidur (37,6 persen)
Dari data tersebut, menurut Airlangga, Bali dan DKI Jakarta perlu perhatian khusus karena BOR kedua provinsi itu berada lebih tinggi dari standar WHO meski tingkat kematian kedua provinsi itu lebih rendah dibanding rata-rata nasional.
Sedangkan provinsi Sulawesi Selatan dan Jawa Barat memiliki BOR lebih rendah dari standar WHO dan tingkat kematian juga lebih rendah dari angka kematian nasional yaitu 3,83 persen.
Pemerintah juga mendorong strategi pengarangan angka kematian antara lain dengan peningkatan kapasitas RS; penyiapan kapasitas isolasi mandiri di wisma atlet dan hotel untuk orang tanpa gejala (OTG); pemisahan kelompok komorbid, jika tertular, segera intervensi medis; perlindungan terhadap kelompok yang rentan, dengan
penyusunan kebijakan yang lebih ketat, misalnya WFH.
Kemudian pasien COVID-19 harus segera mendapatkan pertolongan medis, tidak menunggu kondisi gejala berat dan kritis; isolasi bagi OTG dapat dilaksanakan terpusat (termasuk di hotel); standarisasi perawatan RS rujukan COVID-19; audit protokol kesehatan pada RS dan perlindungan terhadap tenaga kesehatan serta tes PCR gratis bagi tenaga kesehatan.
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyatakan khusus DKI Jakarta yang sebelumnya dikhawatirkan tidak dapat menampung pasien, kini ada penambahan 725 unit tempat tidur untuk ruang ICU RS Covid-19 di DKI Jakarta dan akan ada tambahan 34 unit lagi.
"Dari jumlah itu sudah terisi pasien 521 unit. Sisanya masih ada 204 ranjang yang kosong tetapi kita harapkan pasien tidak bertambah lagi," kata Doni.
Sedangkan untuk ruang isolasi yang tersebar di seluruh RS rujukan di DKI Jakarta jumlahnya ada 4.824 tempat tidur dan sudah terisi 3.874 tempat tidur, sisanya kosong 1.040 tempat tidur.
Selain itu untuk rumah sakit Wisma Atlet memiliki 4.664 tempat tidur, namun per hari ini sudah terisi 2.158 tempat tidur dan masih tersedia ranjang kosong sebanyak 2.506.
"Sehingga tempat tidur untuk ruang isolasi yang tersedia di DKI Jakarta termasuk rumah sakit rujukan Covid-19 dan Wisma Atlet masih ada 3.546 ranjang," ungkap Doni.
Di luar itu juga disiapkan hotel-hotel di provinsi prioritas untuk menampung pasien isolasi mandiri.
Hingga Senin (28/9) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 278.722 orang dengan penambahan hari tersebut sebanyak 3.509 kasus. Terdapat 206.870 orang dinyatakan sembuh dan 10.473 orang meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien suspek mencapai 131.361 orang.
Kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta pun sudah mencapai 70.441 kasus dengan penambahan per Ahad (27/9) adalah 1.217 kasus. Selanjutnya Jawa Timur dengan 42.890 kasus, Jawa Tengah 21.626 kasus, Jawa Barat dengan 20.954 kasus dan Sulawesi Selatan 15.295 kasus.*
Baca juga: Pemerintah bakal tanggung biaya isolasi mandiri pasien OTG di hotel
Baca juga: Airlangga: Pemerintah pusat-daerah bergerak satu aksi tangani COVID-19
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020