Bogor (ANTARA News) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada 2011 berencana meluncurkan satelit kembar Lapan Twinsat untuk mitigasi bencana.
Kepala LAPAN Dr Ir Adi Sadewo Salatun, usai penandatanganan nota kesepahaman dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor, Selasa mengatakan, Lapan Twinsat terdiri atas dua satelit kembar yaitu satelit "surveilans" dan satelit "imager" yang lebih akurat.
"Twinsat akan diluncurkan dengan menggunakan roket Indian Space Research Organization (ISRO) pada 2011. Kami telah menandatangani kontrak kerja sama untuk peluncuran satelit tersebut," katanya.
Keberadaan satelit kembar tersebut, kata dia. dimaksudkan untuk komunikasi darurat ketika bencana.
Kedua satelit tersebut saat ini dalam proses integrasi di Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Satelit akan diluncurkan pada ketinggian 650 km dengan sudut inklinasi yang sesuai dengan posisi geografis Indonesia, yaitu 6-9 derajat.
"Kemampuan untuk membuat satelit mikro harus kita kuasai terlebih dahulu, baru nanti bisa di scale-up (dikembangkan) lebih jauh," katanya.
Sebelumnya, LAPAN telah membuat satelit mikro Lapan-Tubsat bekerja sama dengan Technische Universitaet Berlin, Jerman, yang diluncurkan pada 2007 di Sriharikota, India.Hingga kini Lapan-Tubsat masih beroperasi dengan baik.
LAPAN juga sedang membangun satelit Lapan-A2 dan Lapan-Orari yang berfungsi untuk pengamatan bumi dan komunikasi.
Selain itu, kata Adi, pihaknya juga menginisiasi pembangunan Edu-sat yang bisa diterima di semua daerah untuk keperluan pengajaran.
Saat ini LAPAN sudah memetakan lebih dari 300 ribu titik atau sekolah di seluruh Indonesia yang bisa menerima siaran dari satelit Edu-sat tersebut.
"Untuk bisa memanfaatkan satelit tersebut, tiap sekolah hanya membutuhkan dana Rp5 juta untuk parabola dan peralatan lain," katanya.
Secara keseluruhan, lanjut dia, dibutuhkan 38 transponder, 20 transponder untuk tele-education dan sisanya bisa untuk keperluan komersiil.
Namun, kata Adi, LAPAN bukanlah pihak yang piawai dalam pengoperasian satelit yang dipasang pada ketinggian 36 ribu kilometer di atas muka bumi itu.
"Saya rasa BUMN seperti Telkom lebih berpengalaman dalam pengoperasiannya," katanya.(S022/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010