New York (ANTARA News) - Harga minyak naik ke posisi 80 dolar per barel di New York Senin, didorong oleh kekhawatiran pasokan karena pemogokan besar di industri minyak Prancis dan ketegangan yang masih tetap tinggi seputar program nuklir Iran.

Kontrak berjangka utama New York untuk minyak mentah light sweet pengiriman Maret naik 35 sen ditutup pada posisi 80,16 dolar per barel karena kontrak berakhir, sebagaimana dikutip dari AFP.

Kenaikan itu merupakan sesi ke lima berturut-turut untuk kontrak harga minyak patokan di tengah tanda-tanda pemulihan ekonomi global.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April menguat 42 sen berada di level 78,19 dolar per barel.

Kontrak tersebut "berada di atas 80 dolar per barel di tengah beberapa masalah terkait dengan melemahnya pasokan yang telah mulai bergerak naik," kata Phil Flynn dar PFG Best.

Para analis menilai bertambahnya kekhawatiran seputar pengembangan program nuklir Iran, di mana Amerika Serikat dan negara-negara lain menuduh apa yang dilakukan Iran dimaksudkan untuk pembangunan senjata nuklir.

Amerika Serikat mengatakan bahwa rencana Iran membangun dua pabrik pengayaan uranium baru merupakan "fakta lain" yang bertentangan dengan masyarakat internasional.

Ketegangan antara eksportir minyak mentah Iran dan Barat atas tuduhan ambisi senjata nuklir Teheran juga membantu meningkatkan harga, kata analis.

Amerika Serikat dan kekuatan dunia lainnya menabuh genderang mendukung untuk sanksi PBB babak ke empat terhadap Iran karena penolakannya mematuhi berbagai ultimatum untuk menghentikan pengayaan uranium dan menyetujui dukungan PBB menangani bahan bakar nuklir.

Namun, analis Vicktor Shum memperingatkan bahwa rally mungkin kehabisan tenaga karena pasokan terus melebihi permintaan.

Stok minyak mentah AS naik hampir 3,1 juta barel menjadi 334,5 juta barel untuk pekan yang berakhir 12 Februari, Departemen Energi mengumumkan baru-baru ini.

Stok minyak sulingan, termasuk minyak pemanas dan solar turun 2,9 juta barel menjadi 153,3 juta barel. Bagian utara Amerika Serikat - negara konsumen energi terbesar di dunia - mengalami kondisi cuaca sangat dingin pekan lalu yang mendorong meningkatnya permintaan untuk bahan bakar pemanas.

Harga minyak meroket pekan lalu di tengah melemahnya dolar dan ketegangan antara pengekspor minyak mentah Iran dan Barat, kata para pedagang.

Melemahnya mata uang AS membuat minyak yang dihargakan dengan dolar lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang kuat, sehingga mendorong permintaan.(S004/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010