Zagreb (ANTARA News) - Iran tidak memiliki niat untuk memulai perang namun akan mereaksi "keras" atas setiap serangan, kata Wakil Menteri Luar Negeri Ali Ahani, dalam sebuah wawancara, Senin, di tengah-tengah keprihatinan pada program nuklir negeri itu.
"Iran sudah pasti tidak akan memulai sebuah perang," kata Ahani kepada harian Kroasia Vecernji List yang dikutip AFP. "Namun jika kami diserang, kami akan bereaksi dengan keras."
Israel, yang menuduh Teheran mencoba memiliki senjata atom dengan menyamarkannya sebagai program sipil --sebuah tuduhan yang ditolak kuat Teheran-- belum mengeluarkan kemungkinan menyerang kompleks nuklir Iran.
Saat ditanya mengenai investasi Iran di bidang persenjataan, Ahani mengatakan bahwa rakyat Iran menyukai "kedamaian" dan apapun yang dilakukan negaranya dalam hal ini adalah merupakan "karakter bertahan" karena "ancaman" terhadap Teheran.
Iran ingin memiliki sistem anti misil S-300 Rusia, sebuah langkah yang dinilai Israel dan pihak barat sebagai sebuah ancaman.
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berkata kepada wartawan pekan lalu bahwa Israel mempertimbangkan memulai sebuah perang "musim semi atau panas mendatang" namun belum membuat keputusan akhir.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tuduhan itu.
Ahani, yang diwawancarai saat mengunjungi Kroasia untuk pelantikan Presiden baru Ivo Josipovic, juga memperingatkan kehadiran "pasukan militer asing, termasuk NATO...hampir di seluruh perbatasan" Iran.
"Pihak barat juga menjual persenjataan dalam jumlah besar ke negara-negara tetangga di kawasan."
"Menghadapi situasi seperti itu, saya kira kami memiliki hak untuk siap bereaksi setiap saat," kata Ahani.(G003/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010