Riyadh (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat berencana untuk menyelidiki bagaimana "hedge fund" dan spekulator lainnya menciptakan volatilitas di pasar minyak, Menteri Energi AS Steven Chu mengatakan di Arab Saudi, Senin.

Dia mengatakan spekulasi, dipersalahkan karena harga minyak yang naik ke hampir 150 dolar per barel pada Juli 2008 sebelum terjun hingga 40 dolar hanya enam bulan kemudian, merusak ekonomi dan perencanaan rumit baik pada konsumen maupun pemasok.

"Tentu saja, volatilitas harga tampaknya jauh melebihi permintaan dan penawaran," katanya, sambil menunjukkan jari pada investasi minyak oleh spekulan dan hedge fund yang bukan pengguna akhir.

"Kami akan (melakukan) penelitian untuk mencoba dan mencari tahu berapa banyak volatilitas telah ditingkatkan oleh lembaga keuangan besar yang mengambil posisi," katanya pada Forum Energi Internasional di Riyadh.

"Anda ingin harga stabil, Anda tidak ingin naik turun harga karena sangat sulit dalam ekonomi dunia, sangat sulit untuk membuat rencana investasi dalam produksi minyak selama lima sampai 10 tahun," tambahnya.

Stephanie Mueller, seorang juru bicara Departemen Energi AS, mengatakan Administrasi Informasi Energi AS, sebuah divisi dari departemen energi, telah mulai melihat ke masalah spekulasi.

Chu sedang mengunjungi Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar kedua di dunia setelah Rusia, untuk membicarakan energi dan isu perubahan iklim dengan mitranya.

Dia mengatakan bahwa transparansi yang lebih besar tentang pasar, keterbukaan tentang perencanaan, dan realisme tentang masa depan dari produsen dan konsumen adalah cara terbaik untuk menonaktifkan beberapa spekulasi.

"Semua hal itu mengurangi spekulasi," katanya.

Arab Saudi, yang pendapatan utamanya dari ekspor minyak, telah menyatakan kekhawatiran mendalam tentang volatilitas ekstrim di pasar minyak pada 2008-2009, dan mencari cara untuk meredam spekulasi. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010