Jakarta (ANTARA News) - Ketua Sekretariat Dewan Nasional Perubahan Iklim, Agus Purnomo, mengatakan, mundurnya Yvo De Boer memberi peluang bagi negara berkembang untuk menjadi Sekjen Badan Dunia untuk Perubahan Iklim (UNFCCC).
"Pengunduran Yve De Boer ada manfaatnya, yaitu negara berkembang bisa memasukkan nama untuk dicalonkan menjadi sekjen UNFCCC," kata Agus yang dihubungi di Jakarta, Senin, menanggapi mundurnya Yvo De Boer pada 1 Juni 2010 nanti.
Negara-negara berkembang yang dinilai mampu untuk menempatkan wakilnya sebagai Sekjen UNFCCC, menurut dia, misalnya Indonesia, negara-negara dari Amerika Latin dan Afrika.
Pengunduran Yvo De Boer pasca-KTT ke-15 Perubahan Iklim di Kopenhagen, kata Agus, mempunyai dampak besar.
"Pengunduran diri itu berdampak besar karena ketika kita sedang mengusahakan adanya perjanjian mengikat (legally binding commitment) di Meksiko (COP 15) atau di Afrika Selatan (COP 16), menjadi kendor karena dia mundur," katanya.
Tetapi Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil untuk Keadilan Iklim Indonesia (CSF) Giorgio Budi mengatakan tidak ada pengaruhnya pengunduran diri Yvo De Boer.
"Tidak ada pengaruhnya karena itu hanya proses organisatoris. Cuma tantangan ke depan, bagaimana mencari orang yang lebih baik dari De Boer, karena dia mempunyai rekam jejak yang cukup positif," katanya.
Yvo de Boer yang mengepalai Konvensi Kerangka PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), dan selama ini menggawangi negosiasi negara-negara di dunia melalui serangkaian konferensi internasional --dari Nairobi, Bali hingga Kopenhagen--, mengundurkan diri.
Pengunduran diri itu diumumkan oleh Markas Besar PBB, New York, Kamis (18/2) , dua bulan setelah Konferensi Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark, menghasilkan kesepakatan dunia tentang langkah-langkah yang akan dilakukan pascaberakhirnya Protokol Kyoto tahun 2012.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyayangkan keputusan mundur Yvo dari UNFCC.
"De Boer memang sebelumnya sudah menyampaikan keputusannya itu kepada Sekjen. Sekjen menyayangkan, namun mengatakan bahwa beliau (Ban-ki moon, red) akan menghormati keputusan itu," kata wakil juru bicara Sekjen PBB, Marie Okabe, kepada wartawan.
Menurut keterangan pers yang dikeluarkan di Bonn, Jerman, Yvo de Boer mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Executive Secretary UNFCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) karena pindah kerja.
Ia akan bergabung dengan kelompok konsultan KPMG sebagai penasihat global tentang iklim serta akan menjalin kerja sama dengan sejumlah universitas.
Pengunduran diri de Boer dari UNFCC --yang terdiri dari 194 pihak ia pimpin sejak September 2006--, akan mulai efektif berlaku pada 1 Juli 2010.
Menjelang 1 Juli, de Boer akan tetap mengepalai UNFCC dan membantu proses negosiasi negara-negara yang akan bertemu pada Konferensi Perubahan Iklim di Meksiko pada bulan November 2010.
Sebelumnya, di Ibu Kota Denmark pada Desember 2009, para pihak mencapai Kesepakatan Kopenhagen, yaitu untuk segera melakukan tindakan mengatasi perubahan iklim serta menjadi arahan perundingan berikutnya yang bersifat jangka panjang.
Melalui Copenhagen Accord 2009 itu, para pihak sepakat untuk bekerja mengendalikan kenaikan suhu global di bawah dua derajat Celcius serta berupaya mengurangi atau membatasi gas buang.(N006/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010