Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dan DPR RI memenuhi tuntutan kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Rakyat Desa Nusantara (Parade Nusantara) untuk segera membahas RUU tentang Desa.
Dengan demikian unjuk rasa ribuan kepala desa di depan gedung parlemen di Senayan Jakarta, pada Senin diharapkan merupakan aksi terakhir.
Hal itu disampaikan Ketua DPR Marzuki Alie didampingi Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Ignatius Moelyono dan Ketua Komisi II DPR Burhanuddin Napitupulu saat menerima delegasi kepala desa yang berunjuk rasa di depan gedung parlemen.
Ignatius Moelyono mengemukakan, Baleg segera mempersiapkan pembahasan RUU Pedesaan.
"Dalam RUU Tentang Desa ada dua unsur penting, yaitu pemerintahan desa dan pembangunan pedesaan," kata Moelyono dalam pertemuan yang juga dihadiri sejumlah anggota Komisi II DPR, antara lain, Wakil Ketua Komisi II Taufik Effendi, Teguh Juwarno, Budiman Sudjatmiko, Arief Wibowo, Ida Fauziah dan Harun Al Rasyid.
Ia berharap Parade Nusantara mempersiapkan tim kecil guna membantu DPR dan pemerintah dalam pembahasan RUU Pedesaan.
Ketua Komis II Burhanuddin Napitupulu berharap pula kedatangan ribuan perangkat desa ke Jakarta ini merupakan yang terakhir. Tuntutan Parade Nusantara agar DPR dan pemerintah segera membahas dan mengesahkan RUU Pedesaan telah direspon kedua belah pihak yang akan melakukan pembahasan RUU.
Dirjen Kesbangpol Departemen Dalam Negeri Tantribali Lamo yang juga hadir dalam pertemuan tersebut menjelaskan bahwa draf RUU Pedesaan telah selesai.
Tantri mengusulkan Parade Nusantara membentuk tim kecil sebagai pendamping pemerintah dalam melakukan pembahasan.
"Masukan-masukan yang diberikan Parade Nusantara relatif dapat digunakan dalam pembahasan RUU Pedesaan," katanya.
Sementara itu Ketua Parade Nusantara Sudir Santoso menjelaskan bahwa sejak tahun 2004 telah berjuang supaya desa memiliki peraturan undang-undang tersendiri.
Ia mendesak supaya tahun ini, RUU Pedesaan menjadi prioritas pembahasan antara DPR dan pemerintah.
Aksi demonstrasi ribuan kepala desa yang yang tergabung dalam Parade Nusantara gerbang utama Gedung DPR/MPR/DPD RI Senayan Jakarta bubar akibat hujan sekitar pukul 12.00 WIB.
Hujan menyebabkan kepala desa berlari mencari tempat berteduh, baik di bawah jembatan penyeberangan, di halte bus maupun berlari ke deretan mobil yang diparkir tidak begitu jauh dari lokasi unjuk rasa.
Ribuan kepala desa yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia, terutama dari Jawa Barat, Banten dan Jawa Tengah, mendatangi gedung parlemen sejak sekitar pukul 09.00 WIB dan sekitar pukul 10.00 mereka beserta petugas Linmas telah meramaikan arteri Jalan Gatot Subroto di depan gedung parlemen.
Pengunjuk rasa menduduki seluruh badan jalan hingga ke tepi pagar pembatas jalan tol dalam kota, akibatnya arus lalulintas ke arah Grogol melalui depan gedung parlemen ditutup dan dialihkan di jalan lain dari arah Jembatan Semanggi.
Pengunjuk rasa di depan pintu gerbang gedung wakil rakyat tampak tidak seluruhnya menyaksikan orasi yang disampaikan juru bicara pengunjuk rasa. Sebagian pengunjuk rasa, tampak duduk-duduk sambil makan bakso, es dan jajanan lainnya yang ada di lokasi demo. Ada juga pengunjuk rasa yang tampak "ngobrol" dengan semasa pengunjuk rasa.
(S023/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010