Temanggung (ANTARA News) - Produksi buah kelengkeng sebagai salah satu komoditas unggulan di Temanggung, Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir terus pengalami penurunan, akibat banyak pohon yang sudah tua.
"Produktivitas pohon kelengkeng mulai turun karena faktor usia, namun diharapkan dalam beberapa tahun mendatang kondisi akan normal karena sudah ada peremajaan," kata Sekretaris Dinas Pertanian, Perkebuan, dan Kehutanan, Kabupaten Temanggung Supriyadi, di Temanggung, Senin.
Ia menyebutkan, dalam beberapa tahun terakhir hasil panen kelengkeng cenderung turun, pada 2006 mencapai 19.547 kuintal, tahun 2007 menjadi 18.137 kuintal, dan 2008 turun drastis menjadi 11.356 kuintal.
"Untuk tahun 2009 diperkirakan produktivitas kelengkeng juga turun, namun kami belum mempunyai data yang pasti," katanya.
Ia mengatakan, penurunan panen buah kelengkeng tersebut telah diprediksi sebelumnya dan beberapa tahun lalu Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan telah melakukan regenerasi pohon dengan memberikan bibit pohon kelengkeng untuk ditanam dengan model percepatan.
Menurut dia, dengan percepatan saat pohon berumur sekitar lima hingga enam tahun sudah berbuah, sedangkan kalau alami berbuah pada umur delapan hingga sembilan tahun.
Namun, katanya, langkah yang ditempuh tersebut kurang didukung kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan teknologi percepatan yang ada. Padahal, kalau dihitung dalam waktu dua tahun sebelum masa tumbuh normal petani sudah dapat menikmati panen.
"Mungkin karena harga pupuk untuk percepatan itu masih sangat mahal, sehingga petani kurang berminat. Teori percepatan sebenarnya sederhana, yakni memaksa pohon untuk tumbuh lebih awal dengan asupan gizi yang cukup," katanya. (H018/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
http://www.akhmad06.student.ipb.ac.id