Palu (ANTARA News) - Sejumlah warga di Palu, Sulawesi Tengah protes keras kepada PLN sehubungan dengan pembengkaan rekening listrik sementara pemakaian KWh normal.
"Ini pasti ulah para petugas pencatat meter yang tidak becus melakukan pencatatan meter KWh," kata Ruddi (45), salah seorang pelanggan PLN yang berdomisili di kelurahan Tanamodindi, Palu Timur, Minggu.
Ia mengatakan, tidak masuk akal, tiba-tiba rekening listrik di rumahnya naik cukup tinggi dari sebelumnya.
"Bayangkan saja, rekening listrik Januari yang dibayarkan pada Februari 2010 ini mencapai Rp350 ribu. Padahal normalnya setiap bulan hanya berkisar Rp50 ribu sampai Rp65 ribu," katanya kesal.
Keluhan senada juga disampaikan Bahtiar (54), warga Jln Banteng, Kecamatan Palu Selatan. Ia juga mengalami nasib yang sama karena rekening listrik tiba-tiba melonjak tajam.
"Saya cukup terkejut ketika melihat rekening listrik bulan Januari yang dibayarkan pada Februari 2010 ini melonjak mencapai Rp250 ribu," katanya.
Padahal, selama ini pembayaran rekening listrik di rumahnya paling tinggi Rp45 ribu. "Tapi Januari ini meningkat hingga mencapai 400 persen," ujarnya.
Sepertinya tidak masuk akal, sebab tingkat kenaikkannya cukup tinggi, dan selama ini belum pernah terjadi. Justru pada saat kebanyakan listrik padam, rekening listrik naik.
Kemungtkinan besar terjadi kekeliruan dalam pencatatan meteran KWh oleh petugas PLN. "Bisa saja petugas pencatat meter KWh hanya mereka-reka," kata dia.
Atau bisa terjadi kamera pencatat meter yang dugunakan petugas sudah tidak berfungsi baik.
Karena itu, PLN lebih baik menggunakan sistem manual saja seperti dahulu. Jadi petugas yang mendatangi rumah pelanggang, lalu mencatat secara manual guna menghindari hal-hal yang merugikan masyarakat.
Kurun dua tahun terakhir ini, PLN dalam melakukan pencatatan meteran KWh menggunakan kamera. Justru saat menggunakan alat tersebut sering terjadi kesalahan dalam pencatatan meteran sehingga merugikan masyarakat.
Sementara Humas PLN Petrus Walasary membenarkan banyak menerima keluhan dari para pelanggan soal rekening listrik tiba-tiba melonjak sementara pemakaian normal.
"Ya banyak pelanggan yang datang mengeluh soal rekening membengkak," kata dia.
Semua keluhan masyarakat tersebut langsung ditindak-lanjuti dengan mengecek kembali angka meteran KWh di rumah pelanggang. Kalau seandainya angka meteran KWH di rumah pelanggang tidak sama dengan yang tertera dalam rekening listrik, berarti ada kekeliruan.
"Jika angka KWh di rekening lebih tinggi dari angka yang ada di meteran rumah pelanggan, otomatis terjadi kesalahan pencatatan oleh petugas," kata dia.
Yang jelas, kelebihan uang pembayaran rekening listrik milik pelanggan tidak akan hilang, sebab jika ternyata benar keliru dalam pencatatan meter, tetapi akan dikembalikan.
Biasanya yang kami lakukan adalah kelebihan uang tersebut diperhitungkan dengan rekening bulan berikutnya.
Khusus bagi petugas pencatat meter yang melakukan tindakan tak terpuji, misalnya sengaja memberikan data yang tidak benar akan ditindak tegas. (BKO3/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010