Jambi (ANTARA News) - Naiknya debit air sungai Batanghari mengancam kerusakan benih padi milik petani di Kabupaten Batanghari, Jambi, sehingga mereka menunda penyemaian.

"Saat ini kami resah, karena kami tidak bisa menyemaikan benih kami di sawah seperti biasanya. Sementara saat ini sebenarnya sudah waktunya kami menyemaikan benih padi," keluh salah satu petani padi dari Desa Aro, Subekti, ketika ditemui di kediamannya di Jambi, Minggu.

Bantuan benih padi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari sebanyak kurang lebih tiga kilogram untuk setiap petani jika tidak segera disemaikan, menurut dia, akan kadaluarsa dan tidak bisa disemaikan lagi.

"Kami dengar dari penyuluh bahwa benih ini paling lambat digunakan bulan depan, jika debit sungai batanghari masih naik dan sawah kami masih terendam, jelas benih padi kami ini akan mubazir," katanya.

Menurut Samsuri, harga benih tersebut jika dibeli sendiri di pasaran lumayan mahal. Benih jenis hibrida satu kilogramnya mencapai Rp50 ribu, kalau tiga kilo bisa Rp 150 ribu.

Saat ini debit air terus naik, belum lagi ditambah hujan lebat yang setiap harinya terus mengguyur Kabupaten Batanghari.

Di beberapa lokasi, sawah petani seperti di Desa Olak, Sungai Baung dan Muara singoan dan Aro, sudah terendam banjir.

Sementara di beberapa kelurahan di Muarabulian, di Kelurahan Rengas Condong dan Hutan Lindung yang tergolong dataran rendah, terlihat sudah ada beberapa tiang rumah warga yang terendam banjir.

Pantuan di lapangan, akibat tingginya curah hujan di Kabupaten Batanghari, mengakibatkan terendamnya jalan Pramuka menuju pasar Keramat Tinggi Muara Bulian. Akibatnya jalan tersebut tidak bisa dilewati masyarakat yang ingin berbelanja ke pasar.(YJ/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010