Ismailia, Mesir (ANTARA News/Reuters) - Polisi Mesir menembak mati dua imigran Afrika Ahad ketika mereka berusaha untuk masuk melalui padang pasir semenanjung Sinai di perbatasan dengan Israel, kata sumber keamanan.
Sumber itu menjelaskan patroli polisi telah memerintahkan mereka untuk berhenti, dan menembak ketika mereka tidak melakukannya. Orang-orang itu tidak membawa dokumen identifikasi tapi dipercaya sebagai orang Afrika.
Polisi Mesir telah meningkatkan upaya dalam beberapa bulan belakangan ini untuk mengawasi perbatasan dengan Israel, setelah meningkatnya perdagangan manusia melalui Mesir. Sedikitnya 19 imigran telah dibunuh oleh penjaga perbatasan Mesir tahun lalu dan tujuh tahun ini.
Penembakan terakhir dilaporkan awal bulan ini.
Perbatasan Sinai merupakan rute transit penting bagi imigran dan pengungsi Afrika yang mencari pekerjaan atau suaka di Israel. Polisi Mesir menyatakan penyelundup yang mengapalkan migran ke wilayah perbatasan kadang-kadang menembak pasukan keamanan.
Mesir, yang selama bertahun-tahun sabar menghadapi puluhan ribu migran Afrika di wilayahnya, takut aliran pengungsi yang tak terkendali di perbatasan Sinainya dapat menimbulkan ancaman keamanan di wilayah tempat gerilyawan kadang-kadang menemukan tempat perlindungan itu.
Eritrea merupakan kelompok terbesar dari orang yang berusaha untuk melintas ke Israel dari Mesir, meskipun orang Ethiopia dan Sudan juga melakukan perjalanan. Mesir telah menghadapi tekanan Israel untuk menghentikan aliran itu.
Sumber-sumber keamanan mengatakan polisi juga menembak dan melukai satu warga Eritrea dan dua warga Ethiopia yang melakukan upaya terpisah untuk melintas ke Israel Sabtu. Orang Eritrea tersebut dan satu dari dua orang Ethiopia luka kritis dan telah dikirim ke rumah sakit Al-Al Aries untuk perawatan. (S008/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010