London (ANTARA News)- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan anggota satu regu penyerang di markas besar Mossad segera sebelum mereka bertolak ke Dubai untuk membunuh seorang pemimpin Hamas, lapor surat kabar Inggris Sunday Times, seperti dikuitip AFP.

Netanyahu disambut di markas besar Mossad oleh kepala lembaga intelijen itu, Meir Dagan, dan menjelaskan mengenai rencana-rencana untuk membunuh Mahmud al Mabhuh, pemimpin penting Hamas yang menguasai Jalur Gaza, kata surat kabar itu, mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui tentang Mossad.

Perdana menteri itu dilaporkan menyetujui misi itu, yang dianggap tidak sulit dan berisiko.

"Khususnya pada kesempatan-kesempatan seperti itu, Perdana Menteri menyatakan 'Orang Israel mempercayai Anda selamat," kata surat kabar itu.

Sunday Times juga mengutip satu sumber yang mengatakan luka bakar akibat tembakan ditemukan di tubuh Mabhuh, pendiri sayap militer Hamas yang dibunuh sewaktu mengunjungi Dubai, dan hidungnya mengeluarkan darah , mungkin akibat dicekik.

Pembunuhan terhadap pemimpin penting itu menyebabkan ketegangan diplomatik antara Israel dan empat negara Eropa-- Inggris, Irlandia,Prancis dan Jerman -- yang paspor palsu negara-negara itu terkait dengan pembunuhan itu.

Interpol mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap11 tersangka ,sementara Israel tidak menghiraukan desakan penahanan terhadap Dagan menyangkut pembunuhan 20 Januari.itu.

Tidak ada pemerintah yang secara langsung menuduh Israel tetapi kepala polisi Dubai Dahi Khalfan Tamim mengatakan "kemungkinan besar" Mossad berada dibelakang pembunuhan itu dan menuntut Dagan bertanggungjawab jika hal itu benar atas perintahnya.

"Polisi Dubai memberikan bukti yang memberatkan," kata seorang pejabat senior Israel kepada AFP, Jumat, yang meminta namanya tidak disebutkan.

Mossad menggunakan agen-agen dengan paspor-paspor palsu untuk melakukan operasi-operasi di masa lalu. Para ahli mengatakan sangat tidak mungkin mereka yang melakukan pembunuhah dapat ditangkap.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010