"Guna mengakhiri ketegangan, saya tak akan memutuskan hari ini. Ada banyak yang harus dipahami," kata Chin sambil meyakinkan para pengacara di ruang persidangan Manhattan yang penuh sesak.
Pendukung proyek itu berpendapat usulan Google soal perpustakaan digital dan toko buku elektronik akan membuat jutaan buku cetak tersedia secara online serta bisa menjadi tempat bagi para pengarang untuk memperoleh keuntungan dari kerja mereka.
"Federasi nasional tuna netra mendukung usulan kesepakatan itu," ujar presiden lembaga itu, Marc Maurer
"Google akan memberi kita akses pada 10 juta buku," tutur Maurer, yang mengikuti persidangan dengan duduk bersama dengan penderita tuna netra.
Penentang proyek ini mendesak hakim menolak kesepakatan tersebut terkait dengan anti monopoli, hak cipta dan hak pribadi. Departemen kehakiman juga mengkritik kesepakatan Google dengan serikat pengarang dan asosiasi penerbit Amerika (AAP).
Kesepakatan itu terjadi setelah adanya gugatan class action yang diajukan pada tahun 2005 oleh serikat pengarang dan AAP yang menuduh Google atas pelanggaran hak cipta.
Google menyelesaikan persoalan itu dengan membayar 125 juta dolar dan membangun secara independen "pendaftaran Hak atas buku" yang akan memberikan sebagian besar pendapatan dari penjualan dan publisitas untuk penulis dan penerbit
Pengacara Microsoft Tom rubin mengeluhkan bahwa penyelesaian itu akan memberi Google akses pada seluruh kumpulan tulisan dari karya yang tak diakui" dan hakim Chin, menanggapinya dengan "saya pikir kebanyakan masalah ini berkutat pada buku buku tak bertuan."
Google mengabaikan keberatan Microsoft, Amazon, Yahoo dan pesaing lainnya, dan mengatakan tak ada satu pun yang menghentikan mereka untuk mendigitalkan buku buku yang mereka miliki.
(yud/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010