Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, asumsi makro patokan harga minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) akan turun menjadi 77 dolar AS per barel.
"Harga minyak mungkin kita turunkan sedikit, kemarin kan antara 75-80 dolar AS per barel, sekarang kita akan gunakan 77 dolar AS per barel," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat.
Menurut dia, perubahan tersebut melihat perkembangan dan mempertimbangkan kondisi terakhir perekonomian terutama prospek terkini mengenai pemulihan ekonomi.
Ia mengatakan, dalam penyusunan APBN 2010 harga minyak hampir mendekati 80 dolar per barel. Mengingat kebijakan pemerintah untuk menjaga stabilitas maka angka 80 dolar AS per barel digunakan sebagai patokan (benchmark) awal.
Sementara mengenai inflasi, Menkeu mengatakan, ada perubahan asumsi pada 2010 karena Bank Indonesia melihat ada resiko lebih pada asumsi 5 plus minus 1 seperti sekarang dan menjadi 6 persen.
"Inflasi ada perubahan, karena kemarin ada pernyataan (statement) dari BI yang mengatakan mereka melihat risiko lebih pada 5 plus 1 maka kita juga melakukan evaluasi," ujarnya.
Menkeu juga menyatakan, ada perubahan dalam suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan menjadi 7 persen dengan kemungkinan perubahan asumsi nilai tukar yang saat ini masih di angka Rp10.000 per dolar AS.
Ia menyatakan dengan adanya perubahan asumsi makro ekonomi tersebut akan sangat berpengaruh dari sisi penerimaan negara.
"Sangat ada pengaruhnya sekitar Rp9 triliun kalau tidak salah, dari harga minyak dan dari perubahan kurs itu terhadap inflasi," ujarnya.
Menkeu menambahkan, dengan adanya perubahan asumsi makro ekonomi tersebut ditargetkan, realisasi deviasi (penyimpangan) asumsi APBN 2010 di bawah 3 persen setelah deviasi yang terjadi dalam APBN 2009 mencapai 2,9 persen.
Sedangkan dalam target deviasi APBN 2010 mencapai 10 persen walaupun pihaknya mengharapkan realisasi deviasi kurang dari 3 persen.
"Targetnya 10 persen tapi kita targetkan realisasi kurang dari 3 persen dari APBN-P," ujarnya.
Asumsi makro APBN 2010, menurut data Kementerian Keuangan sebelumnya adalah prtumbuhan ekonomi 5,5 persen, inflasi 5,0 persen, kurs Rp10.000 per dolar AS dan SBI 3 bulan 6,5 persen.
(T.S034/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010