Kupang (ANTARA News) - Stasiun televisi swasta nasional RCTI dalam lima tahun ke depan menargetkan pencapaian siaran 10 persen konten lokal, dengan keberagaman informasi dari setiap wilayah di Indonesia.
Ini menyusul upaya untuk memperoleh izin dari Dirjen Pos dan Telekomunikasi guna memenuhi apa yang disebut sistem stasiun jaringan sesuai UU No 32/2002 tentang Penyiaran.
Sekretaris Korporasi RCTI, Gilang Iskandar, dalam rapat evaluasi dengar pendapat dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Nusa Tenggara Timur di Kupang, Jumat, mengatakan, dalam siaran konten lokal tersebut, pihaknya berharap dapat membantu mempromosikan kekhasan dan keberagaman masyarakat Indonesia untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Dalam lima tahun ke depan, RCTI memiliki harapan untuk tetap menjadi stasiun TV nomor satu di Indonesia. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memaksimalkan kualitas penyiaran baik di pusat maupun stasiun-stasiun jaringan di daerah," kata Gilang.
Untuk mewujudkan target siaran tersebut, pihaknya telah mendesain program siaran berita, iklan, pendidikan, kebudayaan, olah raga, penerangan atau informasi, agama, hiburan dan musik. Namun, agar kemasan lebih menarik dan sesuai dengan karakteristik siaran yang diinginkan pemirsa di daerah, RCTI membutuhkan masukan dari berbagai pihak, termasuk melalui forum rapat evaluasi dengar pendapat yang digelar bersama KPID Nusa Tenggara Timur.
Khusus siaran lokal di Nusa Tenggara Timur, dia menjelaskan, pihaknya memproyeksikan tidak akan meraup keuntungan selama empat tahun, karena tidak memiliki data tentang pangsa iklan di daerah. Lagipula, siaran yang disebut sistem stasiun jaringan merupakan hal baru, sehingga belum ada pengalaman untuk melakukan pembenahan.
Dalam hal pangsa iklan, tampaknya iklan dari Jakarta masih menjadi andalan utama dan dengan iklan nasional tersebut, siaran konten lokal bisa memperoleh semacam subsidi silang.
Dari proposal yang dimasukkan ke KPID Nusa Tenggara Timur, RCTI menyebut penghitungan bisnis tahun pertama dan kedua RCTI mengalami rugi hingga Rp1 miliar lebih, tahun ketiga kerugian turun menjadi Rp760 juta lebih, tahun keempat turun lagi menjadi Rp440 juta lebih dan pada tahun kelima baru bisa mulai meraup laba Rp566 juta lebih.
Sementara proyeksi pendapatan dari iklan dan pendapatan lain yang sah, tahun pertama mencapai Rp2,3 miliar lebih, tahun kedua Rp5,2 miliar lebih, tahun ketiga Rp5,7 miliar lebih, tahun keempat Rp6,2 miliar lebih dan tahun kelima Rp8,3 miliar lebih.
Guna mewujudkan siaran konten lokal tersebut, RCTI telah membentuk 14 "anak" perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri atas PT RCTI Satu untuk Jawa Barat dan Banten, PT RCTI Dua untuk Jawa Tengah dan Yogyakarta, PT RCTI Tiga untuk Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, PT RCTI Empat untuk Sumatera Utara dan Aceh, PT RCTI Lima untuk Sumatera Selatan dan Bangka Belitung dan PT RCTI Enam untuk Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Sementara PT RCTI Tujuh untuk Bali dan NTB, PT RCTI Delapan untuk Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, PT RCTI Sembilan untuk Lampung dan Bengkulu, PT RCTI Sepuluh untuk Riau dan Kepulauan Riau, PT RCTI Sebelas untuk Sumatera Barat dan Jambi, PT RCTI Dua Belas untuk Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, PT RCTI Tiga Belas untuk Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah dan PT RCTI Empat Belas untuk Maluku dan Papua.
(T.K006/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010