Bandung (ANTARA News) - Staf Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Roro Wide Sulistyowati menyatakan, Indonesia masih butuh 10 tahun hingga 20 tahun guna mewujudkan masyarakat bebas korupsi.

Ditemui di acara Sosialisasi Anti-Korupsi yang diselenggarakan di Universitas Widyatama, Bandung, Jumat, Roro Wide menyatakan, tindakan preventif yang menjadi agenda utama KPK tidak akan terasa dampaknya dalam waktu dekat.

Menurut dia, butuh 10 hingga 20 tahun lagi untuk merasakan dampak dari program preventif ini.

"Sejauh ini KPK telah memasyarakatkan perihal tindakan anti-korupsi. Namun, efeknya tidak akan terasa dalam waktu dekat," kata dia.

Menurut Roro menambahkan, KPK telah mengembangkan program-program preventif yang disesuaikan dengan segmentasi penerima program tersebut. Salah satunya adalah program "training of trainer" (TOT) yang diberikan pada mahasiswa seluruh Indonesia.

Menurut dia, program TOT ini kami peruntukkan bagi mahasiswa dan sifatnya "bottom up", yaitu atas meminta mahasiswa untuk berperan serta. .

"Sejauh ini sudah 70 universitas yang kami latih. Sebenarnya ada ratusan, tapi itu di luar perjanjian," kata dia.

Menurut dia, mahasiswa yang merupakan agen perubahan bisa mempengaruhi lingkungan sekitarnya perihal pemberantasan korupsi. "Dari ospek misalkan, bisa saja materi ospek dibubuhi pengetahuan tentang anti-korupsi," kata Dia.

Menurut Roro, dari sekian program preventif yang dijalankan, program TOT ini sudah dapat dilihat hasilnya sekalipun masih belum terlalu jelas.

"Dalam kasus Bibit-Chandra, dukungan pembebasan mengalir kebanyakan dari massa pendukung KPK yang sebelumnya sudah mengikuti TOT," tambah dia.

(L.PK-ASJ/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010