Lazada tambah fitur baru di LazMall

Jakarta (ANTARA) - Platform e-commerce Lazada menambah fitur baru di LazMall, mal virtual berisi produk autentik, untuk mendukung kualitas pengalaman belanja daring yang semakin diminati konsumen.

"LazMall sudah ada sejak 2018, sekarang ada 18.000 brand di dalamnya," kata Monika Rudijono, Chief Marketing Officer Lazada Indonesia, dalam konferensi pers daring, Kamis.

Fitur baru yang ditambahkan diantaranya Brand Untukmu, Brand Directory, Tombol "Follow" LazMall, LazMall Murah Nampol, dan Brand Mega Offer yang memberikan pengalaman belanja daring yang unik dan cara interaksi yang berbeda bagi setiap konsumen dengan merek favoritnya, sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.

Monika mengatakan, konsumen saat ini semakin terhubung secara digital sehingga perkembangan e-commerce pun makin pesat.

Sugih Muliawan, Head of LazMall Operations, menambahkan, pada kuartal kedua 2020, jumlah brand yang bergabung di LazMall Indonesia naik 1,5 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Jumlah pesanan yang diterima LazMall pun meningkat 1,5x lipat dibandingkan tahun lalu. Kami optimis fitur-fitur baru ini dapat lebih membantu konsumen menemukan rekomendasi dan pilihan produk yang tepat sesuai minat dan kebutuhan, serta semakin nyaman dalam berbelanja online," tutur Sugih.

Data dari whitepaper Lazada, The Future is Now, dan penelitian Kantar menunjukkan adanya peningkatan pola aktivitas daring yang dilakukan masyarakat.

Fanny Murhayati, Marketing Director Kantar Indonesia, mengatakan jumlah pengguna internet berdsarkan riset Kantar meningkat dibandingkan tahun lalu.

Tahun ini, 70 persen dari rumah tangga di perkotaan Indonesia memiliki internet akses, dan 87 persen dari konsumen daring mengakses internet setiap hari.

"Jadi kami melihat bahwa penting sekali bagi brand untuk memperhatikan perubahan perilaku konsumen terutama untuk transformasi digital, memperkuat posisi mereka dan menjangkau konsumen melalui digital, seperti e-commerce," kata dia.

Baca juga: Lazada tunjuk CEO baru Chun Li