Jakarta (ANTARA) - Seorang personel Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dipecat dari kedinasannya atas tuduhan membocorkan informasi yang diklasifikasikan sebagai data intelijen melalui WeChat dan QQ.

Prajurit tersebut bermarga Chen yang bertugas di Brigade Pertahanan Laut Komando Armada Timur, satuan komando yang bertanggung jawab atas keamanan Selat Taiwan dan jajaran PLA yang paling sering menggelar latihan militer pada tahun ini.

Dia membeli telepon seluler bekas tanpa izin dan dalam beberapa kali kesempatan selama menjalankan misi latihan, dia membicarakan informasi rahasia militer dan mengirimkan foto-foto yang dikategorikan rahasia itu kepada teman-teman dan anggota keluarganya melalui aplikasi kedua media sosial yang sangat populer di China tersebut, demikian pernyataan Komando Armada Timur PLA di sejumlah media, Kamis.

Baca juga: Pesan China melalui latihan militer dekat Taiwan
Baca juga: Presiden China minta tentaranya siap bertempur

Tindakan prajurit tingkat satu itu, lanjut komando tersebut, berpotensi menimbulkan bocornya informasi intelijen.

Sesuai aturan disiplin PLA, Chen diturunkan pangkatnya lalu dipensiunkan secara dini.

PLA juga memberikan sanksi disiplin kepada sejumlah atasan Chen.

Pejabat militer dan pejabat lainnya di kesatuan Chen juga menerima sanksi peringatan eksekutif.

Pemimpin pasukan di kesatuan Chen juga dicopot dari jabatannya dan mendapat sanksi indisipliner dengan masa percobaan selama tiga bulan.

Prajurit dan perwira harus disiplin dalam menjaga informasi rahasia dan mematuhi peraturan, demikian peringatan eksekutif yang dikeluarkan PLA.

Sebagai satuan komando yang bertanggung jawab di Selat Taiwan, Komando Armada Timur pada tahun ini lebih sering menggelar latihan seiring dengan memanasnya situasi keamanan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Selain latihan reguler dan latihan rutin, komando tersebut juga sering menggelar latihan berskala besar di Selat Taiwan, termasuk latihan menembak dengan senjata aktif sejak Jumat (18/9).

Latihan tersebut difokuskan pada situasi Selat Taiwan dewasa ini, demikian juru bicara Kementerian Pertahanan China (MND) Kolonel Senior Ren Guoqiang.

Pengerahan militer di Selat Taiwan makin intensif dalam dua bulan terakhir menyusul kunjungan pejabat setingkat menteri dari Amerika Serikat ke wilayah kepulauan itu.

Baca juga: China sebut latihan militer di dekat Taiwan 'tindakan yang diperlukan'
Baca juga: China akan adakan lebih banyak latihan militer di lepas pantai

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020