Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Mulia Nasution mengungkapkan, bantuan pinjaman Bank Dunia (World Bank) untuk Indonesia telah mencapai angka 25 miliar dolar AS.

"Sejak 1967, Bank Dunia telah mendanai 280 program pembangunan di semua sektor dengan nilai mencapai 25 miliar dolar yang telah diterima pemerintah Indonesia dari Bank Dunia," ujarnya dalam `Procurement Workshop` di Jakarta, Rabu.

Mulia menyebut peran serta Bank Dunia sangat besar dalam mendukung pembangunan infrastruktur untuk kebutuhan pembangunan ekonomi, dengan tujuan utama menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran.

Ia mengatakan dalam 20 tahun pertama, pinjaman tersebut dipergunakan pemerintah untuk membangun infrastruktur bidang energi, industri, dan pertanian.

"Namun sejak krisis 1998, terjadi perubahan dalam pola pemberian pinjaman Bank Dunia kepada Indonesia yaitu hanya 460 juta dolar AS pinjaman tahunan," ujarnya.

Pinjaman itu akhirnya digunakan pemerintah untuk membiayai bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, serta pembangunan sosial dan pemerintahan pada semua bidang.

Mulia menambahkan, selain program pinjaman, Bank Dunia juga memiliki program hibah untuk rekonstruksi Aceh dan Nias lebih dari 1 milyar dolar AS dalam 133 dana perwalian (trust fund) dengan dana terbesarnya 650 juta dolar AS.

"Hibah terbesar itu dalam bentuk Multi Donor Fund for Reconstruction of Aceh and Nias," ujarnya.

Mulia menambahkan pada 2009, pembiayaan program pemerintah dari luar negeri mencapai 4,5 persen dari belanja pemerintah pusat atau Rp28,4 triliun, sedangkan untuk 2010, jumlahnya meningkat menjadi Rp33,2 triliun dari belanja pemerintah pusat tahun 2010 yang mencapai Rp725,2 triliun.

"Itu untuk pembangunan baik fisik maupun nonfisik," ujarnya.

Bank Dunia telah memberikan pinjaman kepada 11 Kementerian/Lembaga (K/L) dengan total proyek 23 di mana Kementerian Pekerjaan Umum mendapatkan proyek terbanyak dengan 9 proyek.

Penyerapan terbesar pinjaman Bank Dunia didapatkan Kementerian Kesehatan yang telah menyerap 95,39 persen dari jumlah pinjaman sedangkan penyerapan terendah 33 persen diperoleh Kementerian Pendidikan Nasional.

Menurut data Bappenas, rekapitulasi kinerja pelaksanaan pinjaman luar negeri dari Bank Dunia pada 2009 serapannya mencapai 82,61 persen dan penarikan kumulatif mencapai 74,28 persen.

Sedangkan pembagian pinjaman luar negeri untuk pendanaan pembangunan bersumber dari Bank Dunia hingga akhir 2009 mencapai 17,71 persen untuk pinjaman proyek. (*)
S034/H-CS/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010