Solo (ANTARA News) - Seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, Jawa Tengah, setiap hari Jumat wajib menggunakan Bahasa Jawa baik "krama inggil", "krama madya", maupun "krama alus".

"Penggunaan Bahasa Jawa itu akan dimulai Jumat (19/2)," kata Walikota Surakarta, Joko Widodo, pada Upacara Peringatan Hari Jadi ke-265 Kota Solo yang pesertanya memakai pakaian adat Jawa di halaman Balikota Surakarta, di Solo, Rabu.

Ia mengaku, telah membuat surat edaran untuk seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan pemkot setempat terkait dengan penggunaan Bahasa Jawa seminggu sekali itu.

Penggunaan Bahasa Jawa itu, katanya, untuk komunikasi antarpersonal dan forum resmi seperti rapat koordinasi.

"Sedangkan untuk naskah dinas, bahasa tulisnya tetap menggunakan Bahasa Indonesia," katanya.

Ia menyatakan meminta sekolah-sekolah di kota itu juga menggunakan Bahasa Jawa seminggu sekali.

"Kami juga sudah memanggil Kepala Dinas Pendidikan Dan Olahraga Pemkot Surakarta, Rakhmat Sutomo, untuk memasukan Bahasa Jawa ini dalam kurikulum, tetapi lebih ditekankan kepada pendidikan budi pekerti," katanya.

Ia mengatakan, penggunaan Bahasa Jawa memiliki kepentingan yang luas, tidak hanya terkait dengan menulis huruf Jawa dan sebagai alat komunikasi.

Tetapi, katanya, penggunaan Bahasa Jawa di sekolah sebagai muatan lokal lebih ditekankan kepada kepentingan pendidikan budi pekerti.

"Melalui cara ini Pemkot Surakarta menginginkan untuk melestarikan dan menyelamatkan Bahasa Jawa karena sekarang ini sudah banyak yang tidak mengerti Bahasa Jawa," katanya.

Sekretaris Daerah Pemkot Surakarta, Boeddy Soeharto, mengatakan, Surat Edaran Walikota Surakarta Tentang Penggunaan Bahasa Jawa kepada seluruh karyawan di lingkungan pemkot setempat sudah disampaikan kepada semua SKPD.

Mulai Hari Jumat (19/2), katanya, seluruh pegawai pemkot wajib berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa.

"Penggunaan Bahasa Jawa sebagai alat pengantar berkomunikasi mungkin pertama agak aneh, tetapi kalau sudah biasa saya kira juga tidak ada masalah. Siapa lagi kalau bukan kita sendiri, apa orang lain mau menyelamatkan Bahasa Jawa ini," katanya.(J005/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010