"Mata dagangan yang diimpor tersebut antara lain berupa mesin, pesawat, kapal laut, peralatan listrik, dan perangkat optik," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Ida Komang Wisnu di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, impor berbagai jenis mata dagangan itu berasal dari enam negara, antara lain berasal dari Prancis dengan persentase 22,72 persen, menyusul Swis 19,11 persen, Jerman 10,63 persen, Amerika Serikat 9,58 persen dan Singapura 7,71 persen.
Impor pada triwulan IV tersebut nilainya jauh lebih kecil dibanding ekspor berbagai jenis komoditi produksi Bali yang mencapai 53,58 juta dolar AS, menurun sebesar 16,16 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 63,91 juta dolar AS.
Lima komoditi utama yang mampu bersaing dan menembus pasaran mancanegara itu antara lain ikan dan udang mencapai 29,34 persen, perhiasan/permata 22,27 persen, pakaian jadi bukan rajutan 16,19 persen, kayu dan berbagai jenis cinderamata sentuhan perajin Bali yang berasal dari bahan kayu 5,36 persen serta penerangan rumah 4,54 persen.
Komoditi andalan Bali itu menebus pasaran Jepang mencapai 25,92 persen, Amerika Serikat 12,69 persen, Singapura 11,65 persen, Hongkong 8,41 persen dan Australia 6,83 persen.
Ida Komang Wisnu menambahkan, dari lima negara tujuan utama ekspor Bali, hanya Hongkong yang mengalami peningkatan sebesar 10,26 persen dan empat negara lainnya mengalami penurunan.
Keempat negara tersebut meliputi Jepang menurun 33,14 persen, Amerika Serikat 20,01 persen, Singapura 27,30 persen dan Australia 21,20 persen. Selain itu, juga ekspor Bali dengan tujuan Italia, Perancis, Inggris, Jerman, Taiwan dan sejumlah negara lainnya di belahan dunia.
Ekspor ikan dan udang sebagian besar dengan tujuan Jepang dengan persentase mencapai 69,76 persen, sementara mata dagangan jenis perabot rumah tangga sebagian besar ke Amerika Serikat, ujar Ida Komang Wisnu.(A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010