Beirut, Lebanon (ANTARA News/AFP) - Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bertekad untuk membalas setiap serangan Israel terhadap Lebanon, termasuk menghancurkan bandar udara negara Zionis itu.
"Saya sampaikan kepada orang-orang Israel: Jika anda menyerang Bandar Udara Rafiq Hariri, kami akan menyerang Bandara Ben Gurion di Tel Aviv," katanya.
Dalam pidato yang disampaikannya lewat video ke ribuan orang pendukung Hizbullah di wilayah selatan Beirut, Selasa, ia mengatakan sayap militernya juga akan menyerang sarana-sarana Israel lainnya.
Jika Israel sampai menyerang kilang minyak, pabrik maupun pembangkit listrik Lebanon, sayap militer Hizbullah akan membalasnya dengan kekuatan penuh, katanya.
"Saya tegaskan kepada anda hari ini bahwa saya menerima tantangan ini," kata Nasrallah dalam pidatonya untuk memperingati pembunuhan tiga orang pemimpin Hizbullah itu.
Sayap militer Hizbullah, menurut Nasrallah, akan membalas setiap serangan Israel.
"Jika anda menghancurkan satu gedung di wilayah selatan Lebanon, kami juga akan menghancurkan beberapa gedung anda," katanya.
Pernyataan Nasrallah ini semakin memperluas perang kata-kata antara Israel dan Hizbullah.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan munculnya konflik baru di kawasan itu yang bisa saja menyeret negara-negara, seperti Syria dan Iran.
Nasrallah menuding Israel sengaja melancarkan perang psikologis untuk menakut-nakuti rakyat Lebanon.
Partainya yang pernah terlibat perang dengan Israel tahun 2006 sebenarnya tidak mencari-cari masalah baru tetapi, jika negara Zionis itu menyerang, pihaknya siap membalas, katanya.
"Satu-satunya bahasa yang dipahami Israel adalah bahasa ancaman," katanya.
Pidato Nasrallah Selasa itu dimaksudkan untuk memperingati wafatnya tiga orang pemimpin Hizbullah, yakni Abbas Moussawi, Ragheb Harb, dan Imad Mughnieh.
Moussawi gugur dalam serangan udara Israel tahun 1992, sedangkan Harb tewas dibunuh Israel tahun 1984 dan Mughnieh wafat dalam serangan bom mobil di Damaskus tahun 2008. (R013/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010