Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri mengemukakan bahwa sebagai wujud aksi nyata perlindungan anak, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengeluarkan sebuah instruksi presiden (Inpres) khusus hal itu.
Tenaga ahli Mensos Bidang Hubungan Media dan Tata Kelola Pemerintahan Drs Sapto Waluyo MSc kepada ANTARA di Jakarta, Selasa menjelaskan, pernyataan itu disampaikan Mensos saat berdialog spontan dengan 200 peserta lokakarya bertema "Rencana Aksi Program Kesejahteraan Anak" di gedung Aneka Bakti Jakarta.
"Dalam waktu dekat ini, kita lakukan aksi nyata yakni sebuah gerakan nasional perlindungan anak. Presiden akan mengeluarkan Inpres Khusus tentang itu," katanya.
Usai inspeksi mendadak (Sidak) bersama Presiden Yudhoyono di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Tangerang, Mensos menemui peserta dari 80 rumah singgah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), instansi pemerintah, Kemendiknas, Kemenkes, dinas sosial se-Jabodetabek dan lembaga donor asing seperti Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan "Save the Children".
"Saya senang seluruh elemen masyarakat kini mulai tergerak memperhatikan nasib anak, tidak hanya anak jalanan, tapi juga anak terlantar," katanya.
Mensos mengatakan, jumlah anak jalanan sesuai data Badan Pusat Statistik tahun 2006 sebanyak 230.000 orang, dan anak terlantar tercatat sebanyak 5,4 juta anak.
Namun, kata dia, saat ini jumlahnya sudah menurun yakni anak jalanan sebanyak 147.000 orang, sedangkan anak terlantar menjadi 4,8 juta anak.
Sementara itu, dalam dialog dengan Mensos itu, seorang pegiat kelompok penyanyi jalanan yang bermarkas di Bulungan, Jakarta Selatan, menyatakan dukungan atas pendekatan yang kini diterapkan kepada komunitas jalanan, yang tidak lagi mengedepankan kekuasaan.
"Kami dukung Kemsos tidak lagi menempuh pendekatan kekuasaan. Anak jalanan dan anak terlantar perlu dimanusiakan," kata Zul Ardhia, aktivis kelompok penyanyi jalanan yang bermarkas di Bulungan itu.(A035/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010