Jakarta (ANTARA) - Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) mengatakan secara khusus bunda PAUD memiliki peranan yang strategis dalam pencegahan kekerdilan (stunting) yakni sebagai simbol sekaligus mitra utama dalam gerakan nasional pendidikan anak usia dini (PAUD) berkualitas.
"Sebagai figur ibu yang merupakan tokoh sentral di setiap jenjang pemerintahan, keberadaan bunda PAUD dapat memotivasi masyarakat dan para pemangku kepentingan," kata Pelaksana tugas (Plt) Deputi bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres RI C. Betty Manurung saat diskusi daring tentang komitmen konvergensi cegah stunting melalui peningkatan layanan PAUD di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan motivasi tersebut termasuk agar setiap pihak dapat terlibat aktif dalam pencegahan stunting di Tanah Air.
Baca juga: Dorong perluasan kelompok sasaran penerima PAUD, sebut Setwapres
Baca juga: Nadiem Makariem: Paud kunci pembangunan SDM sepanjang hayat
Di samping itu, sosialisasi kebijakan layanan PAUD juga tidak kalah penting untuk memberikan pemahaman pada masyarakat dalam hubungannya dengan percepatan penurunan stunting serta membangun komitmen pemerintah daerah dan desa untuk memprioritaskan layanan PAUD.
"Prioritas layanan PAUD ini diterapkan dalam kelas pengasuhan sebagai program percepatan penurunan stunting," katanya.
Secara umum, pelaksanaan sosialisasi kebijakan layanan PAUD salah satunya dilaksanakan melalui kegiatan webinar dimana diikuti oleh perwakilan organisasi perangkat daerah dari 34 provinsi dan dari 260 kabupaten dan kota.
Perwakilan tersebut terdiri dari unsur Bappeda, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Pendidikan, pemilik PAUD atau pengawas, perwakilan camat dan desa, bunda PAUD dan sebagainya.
"Dengan melibatkan banyak pihak tersebut diharapkan target capaian 14 persen angka prevalansi stunting 2024 dapat kita capai," ujar dia.*
Baca juga: Dana BOP PAUD dapat digunakan untuk pembiayaan honor pendidik pada BDR
Baca juga: Kemendikbud harap daerah gotong royong sadarkan masyarakat akan PAUD
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020