Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan memutuskan untuk menggunakan laboratorium eks penanganan flu burung di kompleks perkantoran Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, untuk keperluan pemeriksaan terkait penularan COVID-19.

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers dari kementerian yang diterima di Jakarta, Rabu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa pengalihan aset eks penanganan kasus flu burung akan dilakukan menggunakan skema penyertaan modal aset negara.

Ia mengatakan, penerapan skema tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama karenanya Kementerian Kesehatan dan Bio Farma memutuskan membuat perjanjian pemakaian sementara agar aset tersebut dapat segera dipakai.

"Ini sebagai bagian dari dasar hukum sebelum proses penyertaan modal yang membutuhkan waktu cukup lama supaya asetnya bisa segera digunakan, jadi langsung dilakukan pemakaian sementara," katanya.

Aset yang dimaksud mencakup Gedung Laboratorium Avian Flu di kompleks Bio Farma Bandung yang sudah lama tidak digunakan. Menteri Kesehatan berharap gedung tersebut dapat segera dimanfaatkan secara optimal, efisien, dan efektif untuk mendukung percepatan upaya penanganan COVID-19.

"Mudah-mudahan gedung dari eks flu burung ini bisa digunakan dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi apa yg dikerjakan oleh Bio Farma," kata Menteri Kesehatan.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir berharap pemanfaatan aset tersebut bisa mendukung percepatan upaya penanggulangan COVID-19, termasuk pengembangan vaksin untuk mengatasi infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2.

"Ini akan segera kita proses lebih lanjut tentang penyertaan modal negara sehingga aset eks flu burung ini bisa segera kami manfaatkan," kata dia.

Baca juga:
Pekanbaru tambah 200 tenaga kesehatan dan bangun laboratorium
Kota Malang siapkan Rp4 miliar untuk operasional laboratorium PCR

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020