"Sejak Ahad (14/2) kemarin hujan lebat turun, menyebabkan jembatan Sungai Ekok putus. Pemukiman kami sekarang ini terendam banjir dan jalan lintas keluar dari kampung pun rusak parah berlumpur tebal," ungkap Patih Laman, pemuka masyarakat Talang Mamak saat dihubungi di Sungai Ekok, Selasa.
Ia mengatakan, banjir setinggi lutut orang dewasa kini menggenangi pemukiman penduduk namun tidak masuk kedalam rumah karena masyarakat Talang Mamak menghuni rumah panggung.
Menurut dia, walau air ditempat tinggal mereka tidak terlalu dalam namun, satu-satunya akses jalan yang menghubungkan Desa Sungai Ekok dengan dunia luar adalah jembatan kayu yang melintas di sungai tersebut.
Ia menjelaskan, Sungai Ekok merupakan anak Sungai Indragiri yang berhulu dari pedalaman rimba Bukit Tigapuluh. Sungai yang lebarnya sekitar 30 meter itu mempunyai lumpur pasir dan dangkal. Saat sungai meluap arusnya kencang dan tidak dapat dialiri sampan.
"Sejak jembatan kayu putus pada Ahad malam lalu, hingga kini kami tidak dapat keluar kampung," ujar Patih Laman.
Ia mengatakan, tidak hanya pemukiman masyarakat yang tergenang tetapi juga ladang tanaman padi yang siap akan dipanen pada bulan depan juga tenggelam banjir dan mengakibatkan puso.
"Sebulan lagi seharusnya padi yang telah kami tanam bisa dipanen. Tapi sayang sekarang tenggelam dan buah padi pun membusuk," katanya.
Ia mengatakan, sejak kawasan hutan di daerah tempat tinggal mereka habis ditebang karena ulah perambahan masyarakat pendatang dan penanaman sawit oleh perusahaan, maka air hujan dari kawasan perbukitan kini mencurah ke kawasan pemukiman dan peladangan penduduk.
"Tempat tinggal kami ini di kawasan hutan rimba. Kini kami makin terpencil apa lagi hendak keluar kampung pun tak dapat karena banjir," ujar Patih Laman.
Ia mengatakan, biasanya jika hujan lebat satu atau dua hari luapan air sungai akan berkurang dan jalan lintas ke desa tetangga atau keluar dari kampung mereka dapat dilalui, namun kini hujan terus turun setiap sore hingga malam dan makin diperparah pula dengan putusnya satu-satunya jembatan kayu penghubung desa mereka.
Masyarakat Talang Mamak merupakan masyarakat asli Riau yang bermukim di desa-desa yang merupakan kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh di Kabupaten Indragiri Hulu. Secara tradisional kehidupan masyarakat asli itu mengantungkan hidup dari hasil hutan dan sungai.(E010/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010