"Dari tren kita bisa lihat, hasilnya baru akan terasa pada Maret 2010 dan paling signifikan pada Juli 2010," katanya di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, pihaknya masih sedang terus melakukan kajian terkait dampak ACFTA (Asean-China Free Trade Agremeent) terhadap koperasi dan UKM.
Menurut dia, yang saat ini berkembang terkait ACFTA adalah hipotesis yang belum sepenuhnya terbukti di lapangan.
"Kita baru akan bisa buktikan nanti setelah dampaknya terasakan," katanya.
Menteri menyatakan, ia sendiri pada awal tahun terjun langsung ke sentra-sentra produksi UKM khususnya empat komoditas di antaranya sepatu, tekstil, dan industri kulit.
Namun, ia mengakui sampai kuartal pertama tahun ini dampak ACFTA belum terlampau dirasakan di kalangan KUKM.
"Di awal tahun memang belum tergambarkan dampaknya," katanya.
Pihaknya sedang mengkaji besar kecilnya pangsa pasar (market share) yang direbut produk China dan Asean lainnya, perubahan pangsa pasar, dan posisi Indonesia pasca-diberlakukannya ACFTA.
Ia berpendapat, ACFTA harus dijadikan peluang meningkatkan ekspor KUKM di tanah air mengingat China merupakan penduduk dengan populasi mencapai 1,5 miliar.
Meski begitu, ia menegaskan, pihaknya akan memberikan perlindungan kepada KUKM dalam bentuk kebijakan dengan tidak melanggar kebijakan yang ada sebelumnya.
"Kami akan tetap melakukan pengawasan terhadap produk-produk yang merugikan KUKM," katanya.(H016/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010