"Selain sebagai sarana mempromosikan museum kepada masyarakat, pameran keramik tersebut juga bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait sejarah Jambi. Dimana melalui jenis keramik yang di pamerkan dapat diketahui bagaimana peran Jambi di masa lalu. Baik itu tentang jalur perdagangan dan perkembangan perekonomian Jambi di masa lalu, " kata Kepala Museum Siginjei Jambi Leni Nurleni di Jambi, Selasa.
Selain itu, tambahnya dari segi usaha, pameran keramik tersebut di harapkan dapat membuka peluang bisnis bagi perajin keramik dan gerabah di Jambi sebab dengan melihat koleksi keramik lainnya yang di pamerkan dapat menambah wawasan perajin terkait jenis dan model keramik yang akan dikembangkan selanjutnya, ujarnya.
"Melalui pameran yang digelar dari tanggal 22-28 September di harapkan dapat menambah motif motif batik di Jambi, karena motif yang terdapat pada keramik dapat di adopsi menjadi motif batik," kata Leni Nurleni.
Baca juga: Museum Siginjei Jambi akan gelar lomba permainan tradisional
Baca juga: Museum Perjuangan Jambi visualisasikan sejarah melalui video
Sebanyak 98 jenis keramik yang di pamerkan Museum Siginjei Jambi Yang terdiri dari berbagai bentuk. Diantaranya ada yang berbentuk mangkuk, piring, kendi, teko, sendok, cepu, baskom dan tempat pembakaran kemenyan.
Keramik keramik yang di pamerkan tersebut didominasi oleh keramik temuan dari dinasti China, diantaranya Dinasti Tang, Yuan dan Ting. Namun juga terdapat keramik yang ditemukan dari negara lain seperti dari Eropa dan Asia. Serta koleksi keramik dari daerah lokal seperti dari Kerinci, Kayu Agung dan Sumatera Barat.
Keramik temuan tertua yang di pamerkan di Museum Siginjei tersebut diantaranya gerabah dari abad ke tujuh dan keramik dari Dinasti China pada abad ke 8 dan 9.
"Kalau koleksi keramik di Museum Siginjei itu ada sekitar 400 koleksi keramik, namun yang di pamerkan hanya 98 jenis," kata Leni Nurleni.
Baca juga: Mengenal 'si cantik' dari negeri seberang di Museum Siginjei
Baca juga: Museum Budaya Jambi Terbengkalai
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020