Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina mengakui kekurangan 90 juta tabung gas elpiji 3 kg untuk memenuhi kebutuhan program konversi minyak tanah ke elpiji yang ditargetkan akan mendistribusiakan 52 juta paket.
Saat ini Pertamina hanya memiliki 66 juta tabung dari total kebutuhan yang diperkirakan mencapai 156 juta tabung, kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Achmad Faisal di Jakarta, Senin.
"Dengan kondisi itu kita masih membutuhkan sekitar 90 juta tabung elpiji 3kg untuk mencapai level ideal," katanya pada peluncuran Kredit Tanpa Agunan untuk agen LPG 3 kg.
Menurut dia, dengan taksiran harga setiap tabung Rp100.000, maka total dana yang dibutuhkan untuk memenuhi kekurangan 90 juta tabung gas elpiji 3 kg itu mencapai Rp9 triliun.
Jumlah itu diperlukan untuk rolling atau pergantian pengisian di tingkat agen, tambahnya, dan sangat signifikan dan akan berdampak sangat baik bagi industri tabung elpiji nasional dan kalangan swasta pelaku industri terkait.
Dikatakannya, untuk mencukupi kebutuhan tabung secara ideal, seharusnya dicapai tingkat rasio 1:3. Artinya, jumlah tabung yang tersedia seharusnya sebanyak tiga kali lipat dibandingkan dengan jumlah pengguna yang pada puncak pencapaian program itu diharapkan mencapai 52 juta paket.
"Dengan 52 juta paket perdana, ada kebutuhan sekitar 156 juta tabung," katanya.
Menyinggung anggaran yang diperlukan tersebut, Faisal mengakui, Pertamina tidak mungkin mendanai lagi pengadaan tabung sebanyak itu sehingga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, seperti Himpunan Wirausaha Nasional Migas (Hiswana Migas) yang bisa bekerja sama dengan kalangan perbankan.
"Ini memang sangat besar kebutuhannya dan berat pendanaannya. Berbeda dengan elpiji 12 kg yang hanya sekitar 9 juta tabung saja.Kalau dibebankan seluruhnya kepada Pertamina, kasihan cashflow Pertamina nanti," katanya.(S025/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010