Jakarta (ANTARA) - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebutkan potensi konflik pemilihan umum, termasuk Pilkada 2020 bersumber dari perubahan sistem demokrasi Indonesia.
"Perubahan sistem demokrasi Indonesia yang didorong menjadi lebih liberal setelah amendemen UUD 1945 dipengaruhi oleh sejumlah lembaga internasional saat itu," kata Hasto dalam webinar Universitas Pertahanan (Unhan) dalam rangka puncak perayaan Hari Perdamaian Dunia, Senin, seperti dikutip dalam siaran persnya.
Demi mencegah konflik itu terjadi, lanjut dia, maka semua pihak harus menjunjung nilai-nilai Pancasila dalam Pilkada 2020.
Baca juga: Unhan serukan budaya damai dalam Pilkada 2020
"Masuknya demokrasi ala Amerika Serikat, tentu membawa dampak negatif, dan saya menawarkan sebuah solusi," kata Hasto.
Hasto menawarkan solusi berupa konsolidasi demokrasi, konsolidasi ideologi, dan konsolidasi politik melalui budaya tertib hukum.
Dia meyakini konsolidasi demokrasi dilakukan demi membangun kapabilitas nasional untuk mewujudkan daulat politik, berdikari ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
Baca juga: Hasto tekankan calon kepala daerah jabarkan visi misi Jokowi-Ma'ruf
Menurut dia, konsolidasi politik budaya tertib hukum dilakukan dengan penataan sistem politik nasional melalui penetapan haluan negara, multipartai sederhana, memastikan efektivitas sistem presidensial, sistem pemilu yang proporsional tertutup dan pelembagaan kaderisasi kepemimpinan di parpol, serta berdamai dengan masa lalu.
Intinya, kata dia, ke depan sistem pemilu harus berorientasi pada biaya politik rendah dan tetap menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.
"Resolusi konflik pilkada harus didasarkan pada tradisi demokrasi Pancasila, penegakan hukum, disiplin parpol serta ketaatan pada regulasi," ujarnya.
Baca juga: Hasto: Pilkada momentum kepala daerah bantu warga terdampak COVID-19
Dia juga merekomendasikan perlunya dikaji pelaksanaan pemilu asimetris dengan memperhatikan indeks demokrasi, kerawanan demokrasi, dan posisi strategis suatu wilayah.
"Praktik demokrasi harus memperkuat sistem pertahanan nasional yang bersifat semesta dan melibatkan peran aktif setiap warga negara," tutur Hasto.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020