Islamabad (ANTARA News/AFP)- Perdana menteri Pakistan, Minggu mengecam satu ledakan bom yang menewaskan sembilan orang di India,dan menegaskan komitmennya untuk memulai kembali perundingan perdamaian antara dua negara yang memiliki senjata nuklir itu.

Bom itu meledak di sebuah restoran yang ramai pengunjung di kota Pune, India barat Sabtu yang menyuramkan rencana bagi dimulainya kembali perundingan perdamaian India-Pakistan yang terhenti setelah serangan-serangan d Mumbai, India November 2008.

India menuduh serangan Mumbai pada gerilyawan yang berpangkalan di Pakistan dan walaupun tidak ada pejabat menunjukkan kesalahan pada negara seberang perbatasan itu atas ledakan bom di Pune itu, sejumlah politikus menyatakan cemas menyangkut waktu ledakan itu.

"Saya mengecam insiden di Pune," kata Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani kepada wartawan.

"Kami mengecam terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya. Kami menginginkan kawasan itu bebas dari ancaman ini. Kami ingin hubungan yang baik dengan India. Kami ingin perundingan yang bermakna."

Ledakan bom terjadi sehari setelah India dan Pakistan sepakat untuk memulai kembali perundingan-perundingan resmi setelah 14 bulan terhenti . Pertemuan awal antara kedua menteri luar negeri mereka direncanakan akan diselenggarakan 25 Februari.

Arun Jaitley , pemimpin senior Partai Bhratiya Janata yang nasionalis Hindu India, mengatakan ledakan bom itu menambahkan kekhawatiran bahwa pemerintah telah bertindak terburu-buru menawarkan dimulainya kembali perundingan dengan Pakistan tetangganya.

Ketegangan antara dua negara yang memiliki senjata nuklir itu, dan terlibat tiga kali perang sejak merdeka dari Inggris tahun 1947 , menambah ketidakstabilan di perbatasan mereka, di wilayah Kashmir yang terbagi dua itu dan di Afghanistan.

Gilani mengatakan masalah Kashmir akan dibicarakan apabila perundingan perdamaian dimulai kembali.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010