Sukabumi (ANTARA News) - Sekira seratusan warga Desa Cijurey, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu, memburu kera di perbukitan Curug Cisayang, karena hewan liar itu sering merusak hasil pertanian masyarakat Kampung Cisayang.
Sejak Minggu pagi sekira pukul 09.00 WIB, seratusan warga itu dikumpulkan oleh Kepala Desa Cijurey, Roni Mamahit, untuk melakukan perburuan kera di perbukitan Curug Cisayang.
Sejumlah warga terlihat membawa senapan angin dan beberapa ekor anjing untuk mencari jejak kera tersebut.
Hingga Minggu siang, perburuan kera itu tidak membuahkan hasil karena ratusan kera itu selalu lari ke arah bukit yang sulit dijangkau oleh warga.
Menurut Roni Mamahit, perburuan kera itu lantaran hasil pertanian milik warga Kampung Cisayang dirusak oleh ratusan kera itu.
"Warga (petani) merasa resah dengan keberadaan ratusan kera yang seringkali merusak tanaman pertanian milik warga hingga 20 hektare. Ratusan kera ini merusak tanaman palawija, padi dan kacang-kacangan," ujarnya.
Menurut dia, sulitnya melakukan perburuan kera itu lantaran warga menggunakan peralatan seadanya, tanpa membawa peralatan lengkap.
Ia mengatakan, kejadian pengrusakan areal pertanian milik warga itu sudah berlangsung sejak tiga tahun yang lalu, bahkan warga di dua RT, yakni RT 12 dan RT 13 Kampung Cisayang juga pernah melakukan perburuan terhadap kera-kera liar tersebut.
"Warga berhasil menangkap 30 kera yang seringkali berkeliaran di sekitar pemukiman warga. Bahkan, warga pernah memberikan racun kepada kera-kera tersebut melalui pisang yang diberikan oleh warga," katanya.
Namun, lanjut Roni, tidak efektif karena kera-kera tersebut kembali merusak tanaman pertanian mereka.
Ia menilai, ratusan kera turun ke perbukitan dan merusak tanaman pertanian milik warga karena habitat kera telah rusak.
"Di perbukitan tersebut, terdapat hutan produksi milik Perhutani. Perhutani sering melakukan penebangan pohon, sehingga merusak habitat kera," ujarnya.
Akibatnya, ratusan kera liar itu marah sehingga kemudian merusak tanaman milik warga.
(T.K-SM/B/A041/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
hal itu seharusnya di pikirkan serius supaya tidak ada kejadian seperti ini