Banyak sektor usaha yang kena dampak akibat adanya COVID-19, seperti pariwisata, transportasi, properti, industri, sampai dengan bidang UMKM
Solo (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah menyatakan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci dalam pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi COVID-19.
"Kalau tidak kolaborasi akan 'kolaps' (bangkrut). Sekarang bukan hanya UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah ) yang pusing, tetapi juga semua pengusaha," kata Ketua Kadin Jawa Tengah Kukrit Suryo Wicaksono pada Rapimkota Kadin Surakarta 2020 di Solo, Senin.
Ia mengatakan meningkatkan jaringan bisnis untuk para pelaku UMKM menjadi salah satu fokus yang dilakukan oleh Kadin. Bahkan, terkait hal itu belum lama ini Kadin Jawa Tengah meluncurkan aplikasi "marketplace" bernama warungkadin.com.
"Selain itu, kami juga berupaya bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia termasuk dari sisi manajerial dan Kadin tidak berhenti berpikir cara termudah untuk membantu peningkatan akses pembiayaan," katanya.
Ketua Kadin Surakarta Gareng S Haryanto mengatakan kolaborasi harus dilakukan. Dalam hal ini, Kadin bergandengan tangan dengan pemerintah, akademisi, komunitas, dan asosiasi.
"Saat ini sulit bagi pelaku usaha akibat pandemi COVID-19. Banyak sektor usaha yang kena dampak akibat adanya COVID-19, seperti pariwisata, transportasi, properti, industri, sampai dengan bidang UMKM. Tetapi sebagai pelaku usaha kita harus tetap optimistis, semangat, dan meningkatkan kerja sama," katanya.
Ia mengatakan perlu adanya masukan, saran, pandangan, arahan dari pelaku usaha, tokoh masyarakat, pemerintah, akademisi, dan institusi untuk mempercepat pemulihan ekonomi di tengah pandemi COVID-19.
"Agar bisa mendorong percepatan pemulihan ekonomi, kami sudah menghimpun masukan yang nantinya menjadi lima program prioritas yang dilaksanakan Pemerintah Kota Surakarta di tahun 2021," katanya.
Ia mengatakan lima program tersebut salah satunya yaitu "Solo Great Sale" 2021 yang merupakan bagian dari pariwisata, perdagangan, dan budaya. Selain itu "Solo Creative Expo" yang lebih menekankan mempromosikan industri kreatif di Solo dan sekitar.
"Kami juga memberikan masukan berupa pendampingan komunitas UMKM yang berkelanjutan dalam rangka pemberdayaan UMKM agar bisa bersaing lebih baik. Selain itu ada pula 'branding' pariwisata khususnya MICE serta mengoptimalkan program 'Solo Sale' jadi 'marketplace' Solo agar lebih meningkatkan kegunaan ekonomi digital," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan selama ini Solo sebagai kota budaya, pusat perhatian, dan pertumbuhan ekonomi Soloraya.
"Mengenai COVID-19 ini kalau Solo mau PSBB (pembatasan sosial berskala besar) ya sulit, tidak ya sulit. Namun lebih baik seperti sekarang ini karena banyak warga Soloraya ke sini. Siang warganya bisa mencapai 3 juta, malam hanya sekitar 600.000 jiwa. Ini berpengaruh banyak bagi Kota Solo," katanya.
Bahkan, dikatakannya, terkait pandemi COVID-19 ini UMKM merupakan sektor yang paling terdampak.
"Oleh karena itu, kami harus ambil langkah strategis, komprehensif untuk pemulihan ekonomi. Harapannya dengan adanya kolaborasi ini bisa memulihkan perekonomian," katanya.
Baca juga: BI Surakarta dorong UMKM jadi kekuatan baru ekonomi
Baca juga: Hipmi Surakarta akan fokus tingkatkan kualitas UMKM
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020