Lebak (ANTARA News) - Tiga anak suku Baduy Dalam --dengan ciri khas pakaian putih-putih--memburu kelelawar (Pteropus Vampyrus) sampai Rangkasbitung, Provinsi Banten, namun belum menemukan binatang tersebut.
"Kami sudah empat hari ini berjalan puluhan kilometer belum berhasil mendapatkan kelelawar," kata Sarmin (14) warga Cibeo, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Ia mengatakan, dirinya bersama Sapri (14) dan Jarman (10) sejak Rabu (10/2) pergi ke sejumlah hutan dan gua untuk memburu kelelawar namun tidak ditemukan.
Bahkan, perburuan kelelawar yang hendak dijual di kampung halaman hingga ke Rangkasbitung itu, hingga kini masih sulit mendapat satwa itu.
"Kami memburu satwa kelelawar untuk dijadikan sebagai lauk pauk juga obat mujarab untuk beberapa penyakit," katanya.
Dirinya memburu dengan alat tangkap jaring yang diikat bambu sebagai perangkap kelelawar, namun satu pun belum ada.
Perburuan kelelawar yang disebut warga Baduy "lalay" itu dilakukan siang dan malam hari, namun tidak ditemukan di sejumlah hutan dan gua sebagai tempat berkembang biaknya populasi satwa itu.
Seharusnya, kelelawar itu banyak berkeliaran di bukit-bukit menyusul tibanya musim buah durian dan rambutan.
"Saya kira menghilangnya kelelawar itu akibat banyak pembalakan hutan," kata Sarmin sambil mengaku dirinya akan pulang ke Cibeo hari Senin (15/2).
Sementara itu, Jarman teman Sarmin mengaku dirinya kali pertama memburu kelelawar sampai ke Kota Rangkasbitung karena sulit mendapatkan satwa itu.
"Kami berjalan kaki sampai 60 kilometer belum berhasil mendapatkan kelelawar," katanya.
(U.PK-MSR/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010