"Meskipun NU besar dalam jumlah, tetapi NU lemah dalam pengetahuan organisasi. Oleh karena itu pengganti saya adalah orang yang memiliki pengalaman manajerial. Bagaimana mengelola sekolah NU, rumah sakit NU," kata Hasyim Muzadi saat memberikan ceramah tunggal dalam dialog nasional kebangsaan Pra Muhtamar NU ke-32 di Palu, Jumat malam.
Dia mengatakan NU sudah harus mengurus dan memperbaiki seluruh hubungannya, baik hubungan nasional maupun hubungan internasional.
Hasyim Muzadi juga menekankan pentingnya memahami substansi ber-NU. "NU bukan hanya NU dalam organisasi, tetapi semangat NU perlu dimaknai dalam kehidupan.".
"Ulama dalam NU bukan hanya melihat sosok ulamanya, tetapi ilmu ulama, wawasan keulamaan, kepribadian ulama, dan perjuangan ulama. Ini jauh lebih besar dari sekadar organisasi NU," kata Hasyim.
Berdasarkan pemikiran tersebut, kata Hasyim, masuk ke NU tidak mesti harus menjadi ulama, yang penting ada niat untuk berprilaku seperti ulama.
Hasyim menjelaskan tiga kriteria ulama yakni, keilmuan, konsistensi dan gerakan kepemimpinan.
"Ilmu ulama adalah ilmu amaliyah, bukan sekadar ilmu. Ulama konsisten dan teguh," kata Hasyim Muzadi."Ini yang membedakan ilmu ulama dengan yang tidak ulama," tambahnya.
Hasyim mengatakan, kalau warga NU mau jadi NU yang benar maka harus berilmu dan berprilaku seperti ulama.Hasyim menegaskan, Muktamar NU ke 32 harus mengembalikan NU pada konsistensi pikiran dan perbuatan.
"Kita malu sebagai negara Islam terbesar di dunia tapi kita juga negara terkorup. Ini berarti ada sesuatu yang terpisah," kata Hasyim.
Dialog Nasional Kebangsaan Pra Muktamar NU yang berlangsung di Palu, akan ditutup Sabtu malam. (A055/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010