Jakarta (ANTARA News) - Di Wihara Dharma Bhakti, Jakarta Barat, Hendy, Hadi, dan Yanti mempunyai harapan dalam menyambut tahun baru Imlek 2561. Hendy, karyawan perusahaan konveksi, berharap semoga tahun baru ini menjadi lembaran baru baginya. "Mudah-mudahan tahun ini, lebih baik dari tahun kemarin", katanya.

Dalam menyambut Imlek Hendy yang berdomisili di Pluit, Jakarta Utara, lebih memilih menghabiskan waktu dengan keluarga di rumah ketimbang berjalan-jalan diluar. "Sudah menjadi tradisi saya makan bersama dengan anak-anak
di rumah pada malam Imlek".

Berbeda dengan Hadi Hariyanto, seorang pegawai klenteng Wihara Dharma Bhakti. Dia bekerja membawa lilin, sesaji dan kebutuhan sembahyang lainnya. Klenteng tersebut mempunyai arti sendiri buat hidup Hadi. Dengan tubuh bermandikan peluh, dia mengatakan "Saya sudah lima tahun bekerja di sini, banyak suka dan duka dan saya berdoa semoga tuhan memberi kesehatan dan anak-anak tambah rukun", katanya.

Tidak seperti warga Tionghoa umumnya, Hadi dengan rambut yang sudah memutih tidak bisa menghabiskan waktu dengan makan malam keluarga ketika malam Imlek karena dia harus bekerja di klenteng semalaman. "Saya akan mengganti makan malam itu di lain hari", katanya menambahkan.

Tidak demikian dengan yanti, Ibu yang membawa anak perempuannya, Ratna, datang dari Tangerang kota ke Wihara Dharma Bhakti. Ibu yati mempunyai ikatan emosional dengan wihara itu karena dulu ia bertempat tinggal dekat dengan klenteng di Jembatan Merah, Jakarta Pusat . "Saya dari dulu sudah sembahyang di klenteng ini, walapun sudah pindah rumah enggan rasanya nyari yang lain", katanya.

Ditahun baru ini, Ibunya Ratna berharap semoga usahanya bertambah lancar dan keluarga lebih harmonis. "Saya baru sembahyang di depan patung dewi Kwan Im, semoga keluarga saya diberi kedamaian", katanya menambahkan.Dalam kepercayaan warga Tionghoa, Dewi Kwan Im adalah dewi yang memberi kedamaian dalam keluarga.(ADM/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010