Saya sudah bermain sangat gigih sepanjang pekan. Saya sudah berjuang keras. Segalanya tidak berjalan sesuai dengan keinginan sayaJakarta (ANTARA) - Teriakan pegolf Amerika Serikat Matthew Wolff berubah jadi rengekan pada babak final AS Terbuka, Minggu, saat perjalanan mengesankannya guna merengkuh gelar juara turnamen golf utama pertamanya menemui kegagalan.
Terkunci dalam duel sengit melawan Bryson DeChambeau dalam AS Terbuka pertamanya, pegolf berusia 21 tahun itu tak bisa menandingi kekuatan atau kepiawaian lawannya meski lolos ke final dengan bekal unggul dua pukulan setelah mengemas lima di atas par 75 atau 10 pukulan lebih baik dari yang dia lakukan sehari sebelum itu.
Duel itu mulai terurai pada saat Wolff membuat tiga bogey dalam sembilan lubang pertama. Sebuah eagle pada lubang kesembilan tidak berpengaruh apa-apa karena DeChambeau mampu menyamai performa itu dengan par pada lima lubang dalam perjalanan menjadi juara.
Baca juga: Matthew Wolff sementara puncaki AS Terbuka
Setelah keluar lapangan, Wolff kesulitan menunjukkan satu kelemahan khusus dari permainannya. Kepada wartawan dia berkata, "memang sudah terjadi."
"Saya merasa pukulan bola saya sangat bagus. Ada beberapa pukulan, sepasang 3 wood (jenis stik golf) yang saya pukulkan yang benar-benar tidak seperti biasanya," kata dia. "Saya tidak ingin mencari alasan dari jeda buruk yang baru saja saya alami, tetapi saya pasti bisa mengatakan bahwa hal itu tidak diniatkan begitu."
Meskipun kalah, Wolff yang juga runner-up di belakang DeChambeau dalam turnamen Rocket Mortgage Challenge Juli silam, sudah memberikan pengaruh besar dalam tempo singkat pada turnamen utama ini yang juga menempati urutan keempat pada PGA Championship bulan lalu.
Menyelesaikan empat babak pada par yang sama, dia mengatakan ada banyak hal positif yang bisa dia petik dari Winged Foot Golf Club.
"Saya sudah bermain sangat gigih sepanjang pekan. Saya sudah berjuang keras. Segalanya tidak berjalan sesuai dengan keinginan saya," kata Wolff, yang tadinya berusaha menjadi debutan pertama yang menjuarai turnamen ini sejak 1913. "Tetapi AS Terbuka pertama, tempat kedua adalah hal membanggakan dan tetap menegakkan kepala Anda."
"Saya senang sekali bisa belajar dari pengalaman ini dan ini jelas bukan yang terakhir kalinya saya berada di tempat ini," tutup dia seperti dikutip Reuters.
Baca juga: DeChambeau kencangkan otot untuk sabet gelar juara AS Terbuka
Baca juga: Otot 'ilmuwan gila' DeChambeau tervalidasi di AS Terbuka
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020