Pendidikan adalah proses cetak biru dengan pijakan sejarah yang kuat, ....
Jakarta (ANTARA) - PDI Perjuangan menyatakan politik pendidikan itu mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebuah proses cetak biru menjadi bangsa pemimpin.
"Ia hadir dalam kebijakan, sistem pendidikan, kultur, dan proses saling mencerdaskan guna menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi disertai tradisi berpikir kritis namun tetap membumi pada kebudayaan bangsa," kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Jakarta, Ahad.
Baca juga: PGRI tolak rencana penghapusan pelajaran sejarah
"Atas klarifikasi Mendikbud, PDI Perjuangan mengajak seluruh komponen bangsa untuk benar-benar memperhatikan pendidikan sebagai faktor kemajuan bangsa yang begitu penting," kata Hasto.
Indonesia memiliki rekam jejak sejarah nusantara sebagai bangsa pemimpin. Nusantara dalam perspektif sejarahnya, mengandung kehebatan tentang posisi geopolitik yang begitu strategis sehingga menjadi titik temu dan sintesa peradaban dunia.
"Melalui pendidikan yang benar, pendidikan yang sarat dengan nation and character building, dan pendidikan yang memerdekakan, maka pendidikan adalah proses cetak biru dengan pijakan sejarah yang kuat, akan lahirlah semangat untuk hadir sebagai bangsa pemimpin," katanya.
PDI Perjuangan telah menerima klarifikasi secara langsung dari Mendikbud Nadiem Makarim bahwa kementeriannya tidak akan menghapus pelajaran sejarah.
Baca juga: Nadiem tegaskan penyederhanaan kurikulum belum dilakukan hingga 2022
Sejarah dengan ditampilkan dengan cara yang kreatif, menarik, dan penuh dialog tentang relevansi sejarah tersebut bagi tumbuhnya semangat nasionalisme.
"Dengan cara itu, sejarah dapat menginspirasi," kata Hasto menirukan klarifikasi Nadiem Makarim.
Penjelasan Mendikbud tersebut sangat penting sebagai bagian dari tanggung jawab komunikasi politik agar tidak ada persepsi yang salah atas setiap kebijakan pemerintah.
Dengan klarifikasi tersebut, kata dia, semua sepakat bahwa sejarah menjadi api semangat dan akar peradaban bangsa.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020