Strategi pengembangan pasar ekspor akan disesuaikan dengan mempertimbangkan kondisi negara tujuan ekspor

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) fokus melakukan pendekatan pasar hingga 2021 untuk menggenjot realisasi ekspor dengan membidik negara yang dinilai sudah pulih atau mulai pulih dari pandemi COVID-19.

“Strategi pengembangan pasar ekspor akan disesuaikan dengan mempertimbangkan kondisi negara tujuan ekspor,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto dalam Jakarta Marketing Week 2020 yang diadakan secara virtual di Jakarta, Minggu.

Mendag mengungkapkan negara-negara tujuan ekspor yang dinilai sudah pulih dan mulai pulih dari pandemi itu di antaranya Australia, Selandia Baru, Inggris, Jerman, Italia, Prancis, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait dan Qatar.

Selain itu juga negara-negara di kawasan Afrika di antaranya Aljazair serta kawasan Amerika Utara yakni Kanada dan Meksiko.

Mendag menjelaskan pendekatan pasar merupakan bagian dari kebijakan strategis dalam mendorong ekspor di tengah pandemi, dalam jangka pendek dan menengah.

Dalam jangka pendek, lanjut dia, Kemendag juga fokus dalam pengembangan ekspor terhadap produk yang mengalami pertumbuhan positif selama pandemi di antaranya makanan dan minuman olahan, alat kesehatan, produk pertanian, perikanan dan agroindustri.

Sedangkan produk yang diperkirakan akan pulih pascapandemi di antaranya otomotif, tekstil, alas kaki, elektronik dan besi baja.

Selain itu, pengembangan produk baru yang muncul setelah adanya pandemi di antaranya produk farmasi dan produk ekspor baru yang merupakan hasil relokasi industri dari beberapa negara ke Indonesia.

Untuk jangka menengah, kata dia, strateginya adalah dengan mempertahankan produk yang memiliki daya pasar yang kuat, meningkatkan pangsa pasar produk potensial dan memulihkan produk yang kehilangan pangsa pasar selama lima tahun.

Selama periode Januari-Agustus 2020, kinerja ekspor Indonesia tercatat mencapai 103,15 miliar dolar AS.

Kinerja ekspor tersebut mengalami surplus 11,05 miliar dolar AS, atau lebih baik dari periode sama tahun lalu yang defisit 2,06 miliar dolar AS.

Tujuan ekspor masih didominasi ke China sebesar 18,19 persen, Amerika Serikat (12,08 persen), Uni Eropa (8,7 persen), Jepang (8,5 persen), India (6,41 persen), Singapura (6,17 persen) dan Malaysia (4,16 persen).

Baca juga: Menko Airlangga: Komoditas ekspor RI berdaya saing tinggi

Baca juga: Kemendag waspadai penurunan kinerja ekspor Mei

Baca juga: Imbas Covid-19, kinerja ekspor RI lebih baik dari impor

Baca juga: Pemerintah jaga kinerja ekspor-impor di tengah penyebaran corona


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020