Pekanbaru (ANTARA) - Rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Pekanbaru mulai kewalahan menangani lonjakan pasien baru karena ruang isolasi penuh dan obat-obatan yang dibutuhkan mulai langka.
Hal itu terungkap saat Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi melakukan inspeksi ke Rumah Sakit (RS) Aulia di Pekanbaru, sekaligus menyerahkan bantuan obat Avigan untuk pasien COVID-19 dengan gejala sedang dan berat.
Direktur RS Aulia, dr Ranika Paramita, Minggu, mengaku berterima kasih atas bantuan obat tersebut, karena mulai sulit untuk didapatkan.
Baca juga: Pekanbaru tambah 200 tenaga kesehatan dan bangun laboratorium
“Harapan kita kepada pemerintah terkait obat-obatan COVID-19 karena sudah mulai habis dan langka, termasuk Avigan dan Oseltamivir," kata dr Ranika.
Ia mengatakan obat Avigan diberikan kepada pasien dengan kondisi kesehatan sedang dan berat. Sudah ada pasien yang sembuh setelah mengonsumsi obat tersebut. "Alhamdulillah sudah ada perbaikan (pasien). Ada yang sudah pulang satu hari yang lalu," katanya.
Selain masalah obat, ia mengungkapkan kondisi ruang isolasi yang tersedia sebanyak 85 tempat tidur di RS Aulia sudah penuh, sehingga terpaksa dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Pinere khusus COVID-19. Dua alat ventilator yang tersedia juga sudah digunakan semua untuk pasien kondisi berat.
“Bahkan, masih ada pasien di IGD Pinere kami yang mengantre untuk mendapatkan perawatan. Kami kesulitan, dalam proses rujukan karena sudah tidak ada lagi rumah sakit yang mampu menampung pasien kami. Kami tetap melakukan perawatan pasien di IGD Pinere dengan segala kemampuan," ujarnya.
Sementara itu, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengatakan agenda utamanya dalam inspeksi ke RS rujukan COVID-19 tersebut adalah untuk menjalankan perintah Presiden Joko Widodo, Kapolri Jenderal Idham Azis dan Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo, untuk menurunkan angka penularan COVID-19, meningkatkan angka kesembuhan, dan menurunkan angka kematian pasien COVID-19.
Baca juga: Riau sediakan fasilitas isolasi untuk 1.521 pasien COVID-19
Baca juga: Perjuangan nakes lihat keluarganya bertumbangan terpapar COVID-19
"Saya berharap penanganan pasien COVID-19, baik yang gejala ringan, sedang maupun berat dapat dilakukan dengan baik, kebutuhan dokter akan obat-obatan dan peralatan yang dibutuhkan bisa mencukupi, sehingga angka kematian pasien COVID-19 bisa ditekan serendah mungkin, jika bisa nol, di wilayah Pekanbaru,” katanya.
Ia menyampaikan selain Avigan yang sudah tersedia di Pekanbaru sejak minggu lalu, tenaga kesehatan juga meminta disediakan Remdesivir secepatnya. Karena itu, ia langsung berkomunikasi dengan Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito dan mendapat kepastian obat itu akan segera tersedia di Indonesia.
“Kami juga sudah mengontak langsung pemegang lisensi Remdesivir di Jakarta dan meminta secara khusus dalam kesempatan kedatangan pertama obat injeksi Remdesivir di Indonesia dan Provinsi Riau dipastikan akan mendapatkan alokasi stok karena termasuk dalam provinsi yang kasus positif COVID-19 sangat tinggi,” ujarnya.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Pekanbaru melonjak sebabkan ruang isolasi tinggal 96
Baca juga: Ruang isolasi RS Riau untuk pasien COVID-19 sisa 30 persen
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau hingga Minggu siang, total kasus akumulatif COVID-19 ada 4.990. Dari jumlah itu, yang dinyatakan sembuh ada 2.084 orang dan meninggal dunia 96 orang. Jumlah pasien yang masih memerlukan pengobatan paling banyak melakukan isolasi mandiri, yakni sebanyak 1.959 orang, sedangkan yang masih dirawat di RS rujukan ada 851 orang.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020