Dikutip dari Reuters, Minggu, Presiden AS Donald Trump menyetujui kesepakatan bahwa TikTok tetap bisa beroperasi di negera tersebut.
Kesepakatan tersebut termasuk dana sebesar 5 miliar dolar AS untuk pendidikan.
"Perusahaan berkomitmen untuk berinvestasi di bidang pendidikan dan berencana untuk bekerja dengan mitra dan pemegang saham global untuk meluncurkan proyek kelas dalam jaringan, berbasis kecerdasan buatan dan teknologi video, untuk siswa di seluruh dunia," kata akun resmi ByteDance di media sosial China, Toutiao.
Baca juga: Pengunduh paling banyak TikTok berasal dari Indonesia
Kesepakatan untuk TikTok diumumkan Presiden Trump pada Sabtu (19/9) waktu setempat. TikTok akan dimiliki oleh perusahaan baru, bernama TikTok Global yang bermarkas di AS, kemungkinan di Texas.
Oracle Corp mendapatkan saham sebesar 12,5 persen di TikTok Global dan menyimpan data pengguna AS di sistem komputasi awan yang memenuhi persyaratan keamanan AS.
Selain Oracle, Walmart akan mendapatkan 7,5 persen saham TikTok Global.
Seorang sumber yang diwawancarai Reuters menyatakan saham TikTok Global mayoritas dimiliki investor AS jika dilihat dari basis investor ByteDance. Perusahaan induk tersebut masih mengantongi sekitar 80 persen kepemilikan TikTok Global. Adapun 40 persen investor di ByteDance merupakan perusahaan Amerika Serikat.
Baca juga: TikTok protes soal ancaman blokir di AS
Baca juga: Musisi harus kreatif juga adaptif dengan teknologi
Baca juga: Trump tak mau kalau Oracle cuma pegang saham minoritas TikTok
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020