"Apapun risikonya kita harus utamakan produk dalam negeri," kata Jenderal TNI George Toisutta usai pelantikan Pangdam I Bukit Barisan di Medan, Jumat.
KSAD mengatakan, pihaknya tidak ingin tergantung dengan senjata yang diproduksi negara luar dalam memperkuat alutsista TNI AD .
Hal itu disebabkan adanya kekhawatiran jika Indonesia sewaktu-waktu mengalami embargo penjualan alutsista dari negara yang bersangkutan.
"Kalau sewaktu-waktu terkena embargo, kita tidak bisa bergerak," kata mantan Pangdam XVII/Trikora itu.
KSAD menambahkan, Indonesia punya pengalaman yang tidak mengenakkan ketika mengalami embargo penjualan alutsista.
Akibat embargo itu, sistem persenjataan yang dimiliki TNI sebagai suatu kebutuhan dalam mempertahankan kedaulatan negera menjadi lemah.
"Karena itu, TNI AD bertekad sejauh mungkin untuk menggunakan (alutsista) produk dalam negeri," kata mantan Pangkostrad tersebut.
Untuk itu, kata KSAD, pihaknya akan mengupayakan agar industri pertahanan yang dulu dikenal sebagai industri strategis lebih diberdayakan.
Ia mencontohkan keberadaan PT Pindad (Persero) untuk memproduksi berbagai jenis senjata dan radio komunikasi militer.
Demikian juga dengan PT Pal Indonesia (Persero) untuk memproduksi kapal cepat yang akan digunakan militer.
Sebelumnya, KSAD Jenderal TNI George Toisutta melantik Mayjen TNI M. Noer Muis sebagai Pangdam I Bukit Barisan mengantikan Mayjen TNI Burhanuddin Amin yang dipromosikan menjadi Pangkostrad.(I023/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010