Maraknya budaya K-pop diharapkan menginspirasi munculnya kreativitas anak muda Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin berharap tren Korean pop atau K-pop dapat mendorong munculnya kreativitas anak muda Indonesia untuk lebih giat mempromosikan budaya bangsa ke dunia internasional.

"Maraknya budaya K-pop diharapkan juga dapat menginspirasi munculnya kreativitas anak muda Indonesia dalam berkreasi dan mengenalkan keragaman budaya Indonesia ke luar negeri," kata Wapres Ma'ruf Amin dalam keterangannya untuk peringatan 100 tahun kedatangan orang Korea di Indonesia, Minggu.

Kegandrungan banyak orang Indonesia terhadap K-pop menunjukkan selera musik dari Negeri Ginseng tersebut mendapat tempat di dalam negeri. Gelombang Korea atau Korean wave juga membawa pengaruh budaya Korea di Indonesia, selain melalui musik pop, juga lewat makanan, drama, film dan mode.

Selain lewat industri hiburan, kata Wapres lagi, hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea juga semakin diperkuat pada sektor ekonomi, sosial dan budaya. Karena itu, Ma'ruf berharap tren tersebut dapat meningkatkan kerja sama antarkedua negara, khususnya di bidang ekonomi.

"Saat ini anak muda di berbagai pelosok Indonesia juga mulai mengenal artis K-pop dan gemar menonton drama Korea. Ketertarikan warga Indonesia terhadap Korea, juga telah mendorong meningkatnya wisatawan Indonesia ke Korea. Diharapkan wisatawan Korea juga semakin banyak datang ke Indonesia," ujar Ma'ruf lagi.

Dengan adanya peringatan 100 tahun kedatangan warga Korea di Indonesia, Ma'ruf Amin berharap hubungan baik tersebut dapat terjalin semakin kuat hingga menghasilkan manfaat bagi masyarakat di kedua negara.

"Hubungan baik ini semakin memberi manfaat bagi warga kedua negara. 100 tahun kedatangan warga Korea di Indonesia ini merupakan momen penting untuk semakin meningkatkan hubungan dan kerja sama yang baik antara kedua negara," ujar Wapres pula.
Baca juga: PBNU akui kalah di medan perang budaya pop
Baca juga: Budaya pop Jepang, digemari dan lekat di hati

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020