Ada warga Korea yang membantu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia hingga gugur

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengapresiasi peringatan 100 tahun kedatangan orang Korea di Indonesia yang diperingati pada Minggu, sebagai salah satu bentuk penguatan hubungan baik antara kedua negara.

"Saya, sebagai Wakil Presiden Indonesia, mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi peringatan 100 tahun kedatangan warga Korea ke Indonesia. Hari ini, 100 tahun yang lalu, warga Korea pertama kali tercatat menjejakkan kaki di Indonesia," kata Wapres Ma'ruf Amin dalam keterangan videonya di Jakarta, Minggu.

Kedatangan warga Korea pertama kali terjadi beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka, sehingga beberapa di antaranya turut membantu Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.

"Ada warga Korea yang membantu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia hingga gugur dan dimakamkan di taman makam pahlawan. Ini menandakan hubungan antara kedua negara ini telah lama terjalin erat," ujar Wapres pula.
Baca juga: Wapres tiba di tanah air dari Negeri Ginseng


Hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea juga memiliki nilai historis, dengan adanya peringatan kedatangan orang Korea di Indonesia, kata Ma'ruf, sehingga harus terus dijaga dan ditingkatkan.

Selain itu, di bidang ekonomi, investasi dari Korea tercatat semakin banyak masuk ke Indonesia, seperti produk teknologi, makanan, dan industri hiburan.

"Hubungan baik ini harus dijaga dan ditingkatkan. Investasi yang saling menguntungkan ini juga perlu terus ditingkatkan," kata Wapres lagi.

Dengan semakin banyaknya produk Korea yang diproduksi di Indonesia, Ma'ruf berharap dapat terjadi alih teknologi untuk mendorong sektor industri Indonesia.

"Indonesia bisa banyak belajar dari investasi dan alih teknologi, diharapkan bisa membuat produk Indonesia semakin meningkat kualitasnya, bisa diekspor ke luar negeri. Hingga diharapkan juga makin banyak produk-produk Indonesia bisa diterima di Korea," ujar Wapres pula.
Baca juga: Pemerintah berikan penghargaan kepada warga berjasa Korsel

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020