Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara (Sultra), Abustan di Kendari, Jumat, mengatakan, upaya antisipasi telah dilakukan tetapi cukup sulit karena titik serangan tidak berada dalam satu hamparan.
Dari 26 hektare lahan padi sawah yang puso karena serangan tikus, lima hektare di antaranya berada di Kabupaten Konawe Selatan, 10 hektare di Kabupaten Kolaka, dan 11 hektare di Kabupaten Kolaka Utara.
Sedangkan, ia mengemukakan, lahan padi sawah yang gagal panen karena hama penggerek batang juga terjadi di Kabupaten Kolaka seluas empat hektare.
Antisipasi terhadap makin meluasnya serangan hama tikus adalah dengan melakukan gropiokan atau pengasapan menggunakan belerang pada lubang tikus. Namun. ia menjelaskan, karena titik serangan yang menyebar, maka telah menjadi kendala tersendiri dalam upaya pemberantasan hama yang ganas tersebut.
Abustan menyebutkan, pihaknya masih menunggu laporan resmi petugas lapangan yang tersebar pada sembilan kabupaten dan kota tentang kondisi musim tanam saat ini.
"Hama tikus dan bencana alam banjir diperkirakan menjadi ancaman serius bagi petani padi sawah maupun padi ladang. Potensi gagal panen ada, tetapi tidak dapat dipastikan," katanya.
Ia mengimbau petani atau kelompok tani melakukan penanaman secara kolektif, sehingga serangan hama tidak terkosentrasi pada satu lokasi.
(T.S032/P004/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010