kita khawatir kalau mereka di rumah tidak bisa disiplin

Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya jemput bola untuk melakukan swab test ke rumah-rumah warga yang menjalani rawat jalan di rumahnya, atau warga yang tidak mau datang ke puskesmas untuk mengikuti swab test.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Sabtu, mengatakan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, pemkot melakukan jemput bola ke rumah-rumah warga yang menjalani rawat jalan atau isolasi mandiri di rumahnya.

"Ini tinggal sisa yang rawat mandiri di rumah itu 170 orang, kita tes swab semuanya, hari ini mudah-mudahan sudah bisa keluar hasilnya," kata Wali Kota Risma.

Langkah itu dilakukan karena saat ini Pemkot Surabaya telah memiliki Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Melalui laboratorium itu, pemkot dapat melakukan pemeriksaan spesimen secara mandiri.

"Kita sekarang bisa tes sendiri, karena punya alat sendiri. Kita juga punya reagen sendiri, sehingga 170 orang itu kita tes semua kemarin," ujar dia.

Meski begitu, Risma mengaku sempat khawatir kepada warga yang sedang menjalani rawat jalan di rumah. Terutama jika warga itu tak disiplin menerapkan protokol kesehatan. "Yang kita khawatir kalau mereka di rumah tidak bisa disiplin, maka kita tempatkan dia di Asrama Haji," katanya.

Saat ini, lanjut dia, jumlah pasien yang menjalani perawatan di Asrama Haji lambat laun terus berkurang. Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menyebut, biasanya pasien yang menjalani perawatan di Asrama Haji bisa mencapai sekitar 600-an. Namun, saat ini jumlahnya tinggal puluhan orang.

"Tetapi ini kemarin terakhir sudah kita tes (swab) 45 orang. Kalau hari ini hasilnya keluar (negatif), 45 orang ini sudah (boleh pulang). Jadi tinggal yang di rumah sakit itu yang ada komorbid-nya, jadi yang punya penyakit jantung, yang punya penyakit paru-paru," katanya.

Baca juga: Surabaya hentikan penggunaan 4 hotel untuk isolasi pasien COVID-19

Baca juga: Ranjang pasien COVID-19 di Surabaya banyak yang kosong

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menyatakan, beberapa pasien yang sedang menjalani rawat jalan di rumah, ada yang belum mengikuti swab test. Hal itu mungkin saja karena mereka terkendala kesibukan di rumah.

"Jadi pasien-pasien rawat jalan kita melihat bahwa mereka belum di-swab, dan sudah waktunya swab. Mungkin karena kesibukannya, sehingga kita jemput bola di rumah untuk melakukan tes swab itu," kata Febria.

Namun, kata Febria, bagi pasien yang sehat, dia bisa datang langsung ke Puskesmas setempat untuk mengikuti tes swab. Meski demikian, ada pula dari sebagian warga itu tidak mau swab.

"Bagi pasien yang sehat, dia bisa datang ke Puskesmas. Tapi kalau memang dia tidak mau ke Puskesmas, kita yang jemput bola ke rumahnya," ujar Febria.

Febria mengatakan ada beberapa pasien yang enggan dilakukan swab meski petugas sudah datang ke rumahnya. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya harus membujuk pasien itu agar mau dilakukan tes swab. Ia pun mengaku dibantu jajaran kecamatan dan kelurahan untuk melakukan swab dan membujuk warga yang rawat jalan tersebut.

"Kemarin itu masih ada beberapa yang menolak, masih ada yang tes SKB (CPNS). Nah, yang menolak itu kita sampaikan bahwa akan dijemput pak polisi, nanti dibawa ke Asrama Haji. Akhirnya mereka janjian hari ini mau tes swab," ujarnya.

Baca juga: Dinkes Surabaya jelaskan aturan tes usap gratis di Labkesda

Baca juga: Risma sebut 70 persen kasus COVID-19 terjadi pada anak muda

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020