Kota Gaza (ANTARA News/AFP) - Seorang pejuang Palestina tewas dan dua anak perempuan cedera oleh tembakan Israel di Jalur Gaza dalam dua insiden terpisah, Kamis, kata beberapa petugas medis.
Seorang tewas dan seorang lagi terluka ketika tank Israel melepaskan tembakan ke arah sekelompok pejuang Palestina di dekat perbatasan sebelah timur Kota Gaza, kata kepala pelayanan darurat Gaza, Muawiya Hassanein.
Beberapa jam sebelumnya, dua anak perempuan Palestina yang berusia lima dan sembilan tahun cedera ketika bom tank Israel meledak di dekat rumah mereka di daerah sebelah selatan lagi dekat kamp pengungsi Bureij, kata Hassanein.
Seorang jurubicara Israel mengatakan, serangan udara dilakukan di daerah tempat pejuang itu tewas, dan ada tembak-menembak di sepanjang perbatasan dekat kamp pengungsi itu.
"Orang Palestina melepaskan tembakan ke patroli militer di sepanjang daerah rintangan keamanan," katanya. "Pasukan membalas dengan melepaskan tembakan ke arah penyerang."
Kamis pagi, sebelum bentrokan itu, kelompok garis keras Hamas yang memerintah Gaza mengatakan, salah satu pejuangnya tewas selama "misi jihad", namun tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang hal itu. Frase itu biasanya digunakan ketika pejuang tewas dalam ledakan kecelakaan.
Petugas medis mengkonfirmasi kematian pria itu namun tidak memberikan keterangan tambahan.
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, pekan lalu mengumumkan kematian seorang pejuangnya di daerah sama Kota Gaza, juga karena "misi jihad".
Juga Kamis, badan keamanan Israel mnyatakan telah menangkap dua pejuang Hamas pada Desember yang berusaha menyusup ke perbatasan untuk menangkap atau membunuh orang Israel, siar radio militer.
Kedua orang itu dituntut pada Januari, namun pemerintah Israel menutup informasi mengenai kasus itu kepada pers.
Pada Juni 2006, pejuang Hamas dan dua kelompok kecil lain menangkap prajurit Israel Gilad Shalit dalam serangan lintas-batas mematikan. Hamas menyatakan akan membebaskan prajurit itu sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
Hamas hingga kini masih terlibat dalam konflik dengan Israel, yang menarik diri dari wilayah pesisir itu pada 2005 namun tetap memblokadenya.
Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.
Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.
Pasukan Israel juga berulang kali membom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai ofensif pada 27 Desember 2008 dalam upaya menghancurkan terowongan-terowongan penyelundup yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.
Angkatan udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza yang diblokade dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.
Terowongan-terowongan yang melintasi perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena blokade Israel sejak Hamas menguasainya pada 2007.
Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tigabelas warga Israel tewas selama perang itu.
Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel. (M014/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010