Sumenep (ANTARA News) - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, Madura, Jawa Timur mengharamkan perayaan Hari Kasih Sayang ("Valentine Day") yang lazim dilakukan kaum muda sekarang.

"Kegiatan tersebut lebih mengarah pada hura-hura yang sifatnya kurang bermanfaat dan sebagian sudah mengarah pada perbuatan maksiat. Kegiatan seperti itu sudah layak diharamkan. Kami mengimbau kaum muda Islam jangan merayakannya," kata Ketua PCNU Sumenep, K.H. Abdullah Cholil di Sumenep, Kamis.

Ia menjelaskan kegiatan perayaan Hari kasih Sayang yang bersifat hura-hura dan kurang bermanfaat itu antara lain tukar-menukar hadiah sesama teman.

"Kalau mereka ingin merealisasikan makna kasih sayang yang sebenarnya, seharusnya hadiah itu diberikan kepada orang yang lebih berhak, misalnya pada orang miskin atau anak yatim piatu," katanya.

Menurut dia, kegiatan perayaan Hari Kasih Sayang yang sudah mengarah pada perbuatan maksiat adalah jalan-jalan atau "berduaan" dengan lawan jenis.

"Hari Kasih Sayang yang diperingati setiap tanggal 14 Februari itu bukan budaya Islam dan wajar jika kaum muda Islam tidak memperingati, apalagi kegiatannya sudah mengarah pada perbuatan maksiat, tentunya kaum muda Islam harus tahu diri. Itu haram," katanya.

Kiai Cholil mengemukakan Islam sendiri banyak mengajarkan kasih sayang yang seringkali dilupakan oleh sebagian umatnya, termasuk kaum muda.

Zakat, infaq, dan sedekah itu, katanya, merupakan bagian dari realisasi makna kasih sayang sesama umat yang merupakan ajaran Islam, namun belum ada gerakan massal dari kaum muda Islam untuk melakukannya sebagaimana Hari Kasih Sayang.

"Jujur saja, kami prihatin dengan kondisi sebagian kaum muda Islam sekarang ini. Pada Hari Kasih Sayang yang jelas-jelas bukan budayanya, mereka tanpa diperintah merayakannya. Mereka seharusnya lebih punya kesadaran untuk merealisasikan ajaran agama, seperti tidak berduaan dengan lawan jenis sebelum menikah," katanya.

Ia juga mengimbau para orang tua untuk mencegah anak-anaknya merayakan Hari Kasih Sayang.

"Saat ini, fungsi pengawasan yang dilakukan sebagian orang tua pada anak-anaknya memang terlalu longgar dengan alasan tuntutan zaman, sehingga hal-hal yang seharusnya dilakukan justru tidak dilaksanakan oleh anak-anak. Sementara hal-hal yang kurang bermanfaat dan cenderung maksiat, malah dilakukan dengan sepengetahuan orang tua," katanya.(T.PK-DYT/H002)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2010