Semarang (ANTARA News) - Korean Studies Centre (KSC) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ingin memadukan dua kebudayaan yang berbeda dengan menyelenggarakan kegiatan budaya bertajuk "Korea-Indonesia School" pada 11-13 Februari 2010.

"Kami ingin mengemas dua kebudayaan yang berbeda antara Indonesia dan Korea dalam satu rangkaian," kata Ketua Panitia "Korea-Indonesia School", Endang Dwi Astuti, di Semarang, Kamis.

Ia mengatakan kegiatan yang berlangsung di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip itu merupakan upaya untuk saling mengenalkan kebudayaan yang dimiliki dan menjalin hubungan baik yang selama ini sudah terjalin antara kedua negara.

"Kami juga sering menyelenggarakan kegiatan serupa setiap tahun agar para mahasiswa Korea yang didatangkan dari Korea mengenal budaya Indonesia, demikian juga sebaliknya," katanya.

Namun, kata dia, kegiatan kali ini berbeda dengan sebelumnya, sebab pihaknya menyertakan program "home stay" bagi para peserta asal Korea, sehingga mereka dapat tinggal di rumah keluarga Indonesia.

"Kegiatan `home stay` ini dapat membantu memperkenalkan kebudayaan Indonesia secara langsung, khususnya perilaku sehari-hari dalam kehidupan keluarga," katanya.

Ia menyebutkan "Korea-Indonesia School" tersebut diikuti oleh 35 orang, yakni 20 orang dari Indonesia dan 15 orang yang berasal dari Korea.

"Untuk peserta dari Indonesia, kami menargetkan peserta merupakan mahasiswa yang sudah pernah belajar Bahasa Korea, minimal telah menempuh level satu, sehingga mereka tidak kesulitan berinteraksi dengan peserta dari Korea.

Ia menjelaskan sebagian besar biaya kegiatan itu ditanggung oleh Korean Studies Centre dengan estimasi biaya mencapai Rp2,7 juta, dan para peserta hanya ditarik kontribusi sebesar Rp20.000,00.

"Pada Jumat (12/2) akan diselenggarakan Upacara Sebae dari Korea, yakni upacara penghormatan kepada orang tua, Tari Topeng, dan memasak masakan Korea sebagai puncak acara `Korea-Indonesia School`," katanya.

(U.PK-ZLS/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010